Ini Arti Call-Out dan Cancel Culture Serta Pengaruhnya di Medsos

By Dok Grid, Jumat, 25 Oktober 2024 | 13:22 WIB
Arti Call out dan Cancel culture (Getty Images via News.com.au)

Fyi, istilah ini justru berasal dari candaan misoginis yang merendahkan cewek, lho!

Baca Juga: Cancel Culture Sering Dialami oleh Selebriti. Kenapa Ya Alasannya? 

Akibat penggunaannya pada beberapa karya di media populer, istilah ini mulai banyak digunakan oleh kelompok kulit hitam di media sosial seperti Twitter, yang awalnya masih menjadi bahan bercandaan hingga kini bisa digunakan untuk konteks yang jauh lebih serius, misalnya untuk memboikot figur publik yang dianggap bermasalah.

Bahkan enggak cuma sosok terkenal, masyarakat umum pun sekarang rentan di-cancel apabila melakukan perbuatan yang enggak sesuai dengan moral orang-orang pada umumnya.

Ini bisa terkait dengan isu SARA hingga perseteruan antara 2 pihak atau lebih, termasuk para pengikut atau penggemar dari sosok-sosok yang terlibat.

Boleh Dilakukan atau Enggak?

Secara positif, call-out culture dan cancel culture bisa disebut sebagai bentuk demokrasi di media sosial ketika setiap orang punya platform, suara, dan hak untuk mengungkapkan kegusaran mereka atau meminta pertanggungjawaban.

Namun hal ini juga dapat disalahgunakan oleh oknum tertentu demi melakukan public shaming terhadap orang yang sebetulnya enggak bersalah.

Jadi, selama call-out dan cancel culture dilakukan sebagai alat perubahan positif dengan tujuan dan alasan yang jelas, hal tersebut enggak ada salahnya untuk dilakukan.

Tapi kalau cuma untuk mengungkit masa lalu yang sebetulnya sudah enggak dilakukan lagi atau sudah diklarifikasi, apalagi dengan tujuan kebencian semata, rasanya enggak perlu deh, girls.

Alih-alih calling out, sebetulnya kita bisa mencoba menegur dan memberitahu seseorang atas kesalahannya secara personal dulu, kok.

Baca Juga: Ini Arti FOMO dan YOLO, Bikin Remaja Sulit Mengatur Keuangan, Simak 

(*)