Sering Muncul di Medsos, Ini Arti dari Call-Out dan Cancel Culture!

By Salsabila Putri Pertiwi, Senin, 19 Juli 2021 | 21:30 WIB
Drama 'Sell Your Haunted House' (foto : KBS via Hancinema)

Sedangkan call-out adalah momen ketika orang-orang dalam woke culture itu menumpahkan kekesalan atau kekecewaan mereka terhadap isu terkait, dengan 'memanggil' topik atau sosok yang menurut mereka bersalah dalam persoalan tersebut.

Singkatnya, call-out biasa digunakan orang-orang di media sosial untuk protes terhadap sosok atau instansi yang dianggap enggak memuaskan, buruk, hingga melanggar aturan.

Nah, call-out ini dapat dikatakan berhasil apabila orang-orang melakukan hal yang sama sehingga sosok atau instansi yang dianggap bermasalah tersebut memberikan pernyataan, berubah, hingga memberikan ganti rugi sesuai permintaan.

Setelah call-out, yang mungkin terjadi adalah orang-orang meninggalkan sosok bermasalah tersebut atau kerap disebut men-cancel mereka.

 

Cancel Culture

Cancel culture sendiri merujuk pada gagasan untuk 'membatalkan' atau memboikot seseorang atau suatu instansi dan menghilangkan pengaruh mereka di media sosial maupun di dunia nyata.

Jadi ibaratnya, karir atau reputasi sosok bermasalah ini 'dimatikan' oleh massa yang melakukan cancel culture.

Fyi, istilah ini justru berasal dari candaan misoginis yang merendahkan cewek, lho!

Akibat penggunaannya pada beberapa karya di media populer, istilah ini mulai banyak digunakan oleh kelompok kulit hitam di media sosial seperti Twitter, yang awalnya masih menjadi bahan bercandaan hingga kini bisa digunakan untuk konteks yang jauh lebih serius, misalnya untuk memboikot figur publik yang dianggap bermasalah.

Baca Juga: Wamil di Korea Selatan Resmi Bisa Ditunda untuk Seniman Pop Culture, Syaratnya...