CewekBanget.ID - Film-film karya sineas Indonesia memang enggak kalah bagus dengan film Hollywood.
Termasuk karya film-film pendeknya yang juga punya kualitas baik dan bisa diadu dengan film pendek dari luar negeri.
Ngomongin film pendek, kali ini CewekBanget.ID punya rekomendasi beberapa film pendek yang akan sayang kalau dilewatkan.
Berikut list film pendek karya anak negeri, pastinya keren juga punya jalan cerita memukau!
Bahkan banyak yang telah mendapatkan penghargaan dari berbagai festival film bergengsi.
Oh iya, semua rekomendasi film pendeknya bisa kita saksikan di platform YouTube lho.
WE
Fim pendek WE diperankan oleh Rachel Amanda, Riny Hamid, juga Teuku Rifnu Wikana.
Ceritanya terinspirasi dari lagu Juang Manyala, yang menceritakan kisah seorang bapak yang harus melepas putrinya merantau.
Adin (Rachel Amanda) menantikan pengumuman penerimaan universitas.
Kegembiraan keluarga tak terbendung setelah Adin dinyatakan lulus seleksi.
Baca Juga: Aghniny Haque Latihan Fisik Serius untuk Film Mencuri Raden Saleh
Tapi berat hati sosok orang tua yang melepas putrinya pergi jauh, tergambar jelas dari saat adegan ayah mengantar Adin di bandara.
Film pendek produksi Riuh Records ini menyimpan banyak emosi dan haru yang bisa tersalur pada siapa saja yang menonton.
Istiqlal
Satu lagi film pendek Indonesia yang menyoroti tentang hubungan ayah dan anak, berjudul Istiqlal.
Benar, Istiqlal yang merupakan nama masjid agung di pusat Jakarta adalah tujuan singgah dari ayah dan anak dalam cerita satau ini.
Sobari dan Babeh atau sebutan ayahnya, mengendarai motor berboncengan hendak menuju masjid Istiqlal.
Kepergian mereka ini bertujuan untuk mencari buka puasa gratis di sana.
Tapi momen interaksi Babeh dan Sobari sepanjang jalan, jadi satu hal menarik buat disimak.
Sobari yang kekinian dan melek teknologi, harus sabar dengan sifat Babeh yang terlalu konvensional dan terkesan sok tahu.
Dialog lucu dan diskusi sederhana mengiringi mereka pergi ke tujuan utama, yaitu masjid Istiqlal.
Something Old, New, Borrowed, and Blue
Film satu ini terbilang sangat singkat, hanya berdurasi 3 menit, tapi mengandung makna yang dalam banget.
Adegan singkat yang cukup bisa membuat penonton merasakan isu tentang patriarki, kedudukan perempuan di mata sosial.
Melalui dialog seorang ibu terhadap anak perempuannya yang hari itu dipinang oleh laki-laki pilihannya.
Baca Juga: Han Seo Hee Putuskan Istirahat Syuting dan Keluar dari Film Gentleman
Ibu yang berdarah Jawa ini memberi nasihat untuk putrinya, dan bekal mengarungi rumah tangga.
Tapi dari petuah ibu, menyimpan banyak makna tersirat tentang kedudukan perempuan di matanya.
Something Old, New, Borrowed, and Blue diproduksi oleh sutradara Mouly Surya, pembuat film Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak.
Konfabulasi
Kalau ada genre film layar lebar sci-fi, berlaku juga untuk genre film Konfabulasi karya sutradara Angga Sasongko.
Film pendek yang diperankan oleh Reza Rahadian, Dian Sastro, dan Putri Ayudya mengisahkan soal pencurian dan manipulasi memori masa kecil.
Bilal (Reza Rahadian) seorang agen khusus yang tengah dipersiapkan mentalnya untuk sebuah misi berbahaya.
Namun kenangan masa kecilnya membuat Bilal tak bisa melakukan tantangan tak terbatas, dan kenangan itu adalah tentang ibunya.
Marla (Dian Sastro) melakukan segala cara termasuk mencuri memori, demi bisa membentuk sosok agen Bilal yang bisa sukseskan misinya itu.
Proses syuting film Konfabulasi sangat unik, karena seluruh gambar diambil dengan hanya memakai smartphone aja.
Ji Dullah
Mengisahkan seorang warga biasa bernama Dullah, dia baru saja pulang beribadah haji.
Tak lama usai kepulangannya di kampung, Dullah ditawari tetangganya untuk mencalonkan jadi kepala desa.
Dullah yang tergiur dengan jabatan dan kehormatan yang akan diterimannya, setuju dengan tawaran itu.
Baca Juga: 6 Kecelakaan Maut Terjadi Saat Proses Syuting Film Hollywood Ini!
Tapi siapa sangka, pilihan Dullah ini malah berujung buntung baginya.
Cerita yang dibangun dengan kearifan desa yang kental ini, adalah produksi sutradara Alif Septian.
Natalan
Cerita pendek yang akan bikin kita sadar, kapan terakhir kali kita mengunjungi orang tua dan habiskan waktu dengan mereka?
Seperti judulnya, Natalan mengisahkan suasana menjelang hari raya Natal.
Resnu, anak yang merantau dan tinggal bersama Dinda sang istri, berencana buat natalan di rumah masa kecil Resnu yang kini hanya ditinggali ibunya.
Merasa senang anak satu-satunya akan pulang setelah sekian lama, ibu Resnu menyiapkan sambutan yang spesial termasuk masak makanan kesukaan anaknya.
Perjalanan Resnu dan Dinda mengendarai mobil, memakan waktu lama dan melelahkan.
Dinda terbilang istri yang dominan dan cukup egois dengan kemauannya.
Sifat Dinda inilah yang membuat perjalanan malam Natal mereka menemui akhir yang lain.
On Friday Noon
Wina, seorang transgender yang mencoba kabur dari mobil Satpol PP untuk menunaikan ibadah solat Jumat.
Tindakannya ini tak mudah, karena sepanjang jalan dia bertemu dengan banyak halangan.
Tapi niat teguhnya untuk ibadah itu enggak luntur, dan berusaha supaya secepatnya bisa menemukan masjid.
Film pendek karya Luhki Herwanayogi telah masuk banyak nominasi penghargaan film pendek.
Salah satunya XXI Short Film Festival 2016.
True Love In Java (Mimi lan Mintuna)
Kisah cinta pilu, seorang guru bernama Kamdi yang jatuh cinta dengan kakak dari salah satu muridnya.
Akhirnya Kamdi bisa menjalin hubungan dengan Lastri, perempuan pujaannya.
Tapi kisah cinta mereka enggak bisa berlanjut, lantaran terhalang hukum adat weton yang amat dipercayai keluarga Lastri.
Kepercayaan dan kondisi hubungan semacam ini bukan hal baru untuk masyarakat keturunan Jawa, girls.
Baca Juga: Sempat Bikin Heboh, Film Anya Geraldine dan Ariel Tatum Segera Tayang
Dikemas dengan apik, film Mimi lan Mintuna jadi penggambaran sempurna bagaimana peran adat masih kokoh menjalar di masa modern seperti sekarang.
Film pendek Mimi lan Mintuna diproduksi oleh Menepi Film, karya sutradara Muhammad Ridwan Be.
(*)