OtoRace.id - Sekolah balap milik M.Fadli Immamudin, 43 Racing School kini makin merambah luas di kancah balap.
Tak cuma sekadar akademi, kini 43 Racing School juga menjadi sebuah tim balap bernama 43 Racing Team yang fokus pada kejuaraan motor bebek.
Kejurnas OnePrix dan Kejurnas MotorPrix kini menjadi fokus baru dalam mendidik pembalap yang belajar di 43 Racing School.
"Proyek ini sudah ada sejak 2019, tetapi saat itu cuma ikut di dua seri Kejurnas OnePrix saja yang di Sentul. Tahun ini full semusim," tutur Ryan Irfan, Tim Pemasaran dan Komunikasi 43 Racing School/Team.
Baca Juga: MotoGP San Marino 2021 Jadi Pembuktian Marc Marquez Sudah Sembuh Total Atau Belum
"Sebab kami tuh pengin pembalap kami juga menambah jam terbang di kompetisi sungguhan biar bisa mempraktrekan ilmu balap dari 43 Racing School," tambahnya saat ditemui di sirkuit Sentul Karting (16/9).
Dalam memilih pembalapnya, diambil dari siswa-siswi yang paling menonjol dari segi lap time dan pemilihan racing line.
Terpilih ada lima pembalap yang membawa nama 43 Racing Team. M. Ilham Effendy di kelas Novice.
Lalu ada Reykat Yusuf Fadillah dan Aurellia Anjanie di kelas Rookie dan pada kelas Beginner ada Rendy Tri Yugo dan Numa Zenas Ghibran.
Baca Juga: Resmi, Michelin Masih Jadi Penyuplai Ban MotoGP Sampai Musim 2026
Baca Juga: Triple Header WSBK 2021 - Jonathan Rea Waspadai Gagal Pertahankan Gelar Juara Dunia
"Tidak ada target khusus sih, walaupun kami ingin satu atau dua kali pembalap kita podium lah tahun ini," Ryan Irfan menjelaskan.
"Yang penting bisa asal lap time dulu karena, misalnya di kelas Rookie yang cukup ketat tahun ini bisa satu lapnya di Sentul itu 55,2 detik," imbuhnya.
"Jadi semoga aja karena makin sering balapan di sini, bisa masih 54,9 detik," pungkas Ryan.
Tim ini dikomandoi langsung oleh M. Fadhli Immamudin yang terus memantau perkembangan 43 Racing School.
Baca Juga: Tak Bisa Jauh Dari Motor, Ahmad Jayadi Punya Tiga Bengkel Motor Berbagai Tipe
Meski masih disibukki kegiatan persiapan Paralimpiade dan Sea Games, M. Fadli Immamudin tetap tahu perkembangan pembalap didikannya.
Lalu yang bertindak sebagai mentor adalah Ahmad Martha yang terus melaporkan perkembangan siswa didiknya ke Fadli.