Pikiran dan doa tulus kami untuk orang-orang terkasih korban karena kami diingatkan bahwa perjuangan untuk keadilan dan reformasi hukum adalah perjuangan yang berat di mana pun anda berada di dunia," tulis Jayil Park.
Baca Juga: Film House Of Gucci Menggambarkan Kehancuran Keluarga Karena Uang!
Cerita film Georgia
Georgia sendiri adalah film berdurasi 30 menit, yang disajikan dengan sangat apik.
Seorang ayah buruh dan istrinya yang menderita stroke, berusaha memperjuangkan keadilan untuk anaknya bernama Lee Jina.
Jina mengakhiri hidup setelah jadi korban kekerasan seksual oleh 18 pelaku.
Cerita ini berdasar kisah nyata yang terjadi di Korea 2004 silam, yaitu kasus Miryang di mana sebanyak 40-an siswa memerkosa siswi selama satu tahun.
Kasus menyakitkan tersebut terus menjadi perhatian dan picu kemarahan publik, karena pada akhirnya keadilan kalah oleh pihak yang punya kuasa.
Pasangan suami-istri ekonomi pas-pasan, memperjuangkan investigasi kasus putrinya Lee Jina, pelajar yang punya mimpi sekolah design di Georgia, Amerika.
Baca Juga: Kisah di Balik Tagar #SAVENOVIAWIDYASARI, Diperkosa dan Paksa Aborsi
Demi sebuah banner yang diharapkan bisa membantu, ayah dan ibu Jina berusaha mendesain banner tersebut dengan font Georgia, yang sayangnya enggak bisa dipakai untuk huruf Korea.
Pesan di balik banner kemudian bagaimana orang tua pelaku serta pihak berwajib yang perlakukan keluarga korban menyedihkan, sampai teman-teman sekolah yang abai.
Georgia menampilkan sisi lain dari perjuangan keadilan yang sangat sulit untuk kasus Lee Jina.
Segera tonton Georgia di channel YouTube Jayil Park, untuk menjadi saksi cerita memilukan yang relate dengan kehidupan di sekitar kita.
(*)