Salt to the Sea: Kisah Tenggelamnya Kapal Pesiar seperti Titanic

By Marcella Oktania, Selasa, 28 Desember 2021 | 16:00 WIB
Kapal Wilhelm Gustloff (German Federal Archives via britannica.com)

CewekBanget.ID - Pasti kita tahu tentang cerita Titanic dong?

Titanic sendiri adalah kapal pesiar asal Inggris yang mengalami kecelakaan dan tenggelam, hingga memakan banyak korban.

Enggak heran kalau peristiwa tenggelamnya Titanic dikenal jadi tragedi paling terkenal dalam sejarah dunia maritim.

Baca Juga: Ini Trik Jitu Biar Komunikasi Cowok dan Cewek Lebih Nyambung!

Lalu cerita Titanic sendiri dibuat film dengan judul yang sama, tapi diberi bumbu romansa. Diperankan oleh Leonardo DiCaprio dan Kate Winslet, Titanic yang tayang di akhir tahun 1997 berhasil membawa banyak penghargaan, termasuk 4 penghargaan Golden Globe dan 11 piala Oscar!

Namun, ternyata ada kapal pesiar mewah lainnya yang ikutan tenggelam 30 tahun setelah kejadian Titanic, girls.

Kapal tersebuut bahkan punya nasib yang lebih tragis, tapi jarang banyak yang tahu.

Wilhelm Gustloff

Wilhelm Gustloff adalah nama kapal pesiar asal Jerman yang digunakan untuk arena berlibur para pendukung Nazi.

Namun karena adanya Perang Dunia II, kapal Wilhelm Gustloff dijadikan kapal perang.

Baca Juga: Yuk Sembuhkan Luka di Hati: Menerima, Melepaskan, dan Mencintai!

Nah, di tahun 1945, Wilhelm Gustloff ditugaskan untuk mengangkut pengungsi dari Pelauhan Gotenhafen di Prusia Timur ke Jerman. Namun kisahnya berujung tragis, girls.

Walaupun begitu, kisah tragis Wilhelm Gustloff jarang banget ada di buku sejarah, sehingga ceritanya enggak seterkenal Titanic.

Enggak heran, karena waktu itu Adolf Hilter berusaha keras meredam semua berita buruk, nih.

Untungnya, cerita tragis Wilhelm Gustloff bisa kita dapatkan lewat buku Salt to the Sea.

Salt to the Sea

Salt to the Sea karya Ruta Sepetys

Salt to the Sea adalah novel karya Ruta Sepetys, keturunan Lituania kelahiran Amerika yang menceritakan tentang tenggelamnya Wilhelm Gustloff.

Dalam Salt to the Sea, kita bakalan disuguhkan empat sudut pandang tokoh utama remaja yang berasal dari negara serta latar belakang berbeda, yaitu Joana seorang perawat asal Lituania, Florian seorang pengembara asal Prusia, Emilia seorang gadis asal Polandia, dan Alfred seorang serdadu asal Jerman.

Baca Juga: Passion atau Uang, Ini Pilihan Shienny Lewat Karyanya, Ther Melian!

Walaupun dari empat sudut pandang berbeda, tapi jalan cerita yang disuguhkan Sepetys sangat lugas, sedehana, dan makin membuat kita mengerti tentang tragisnya peristiwa Wilhelm Gustloff.

Salt to the Sea memulai ceritanya dari kengerian perang yang dihadapi keempat tokoh dan diakhiri dengan mengenaskannya kejadian di Wilhelm Gustloff.

Wilhelm Gustloff sendiri diberikan tiga kali tembakan torpedo kapal selam Rusia yang harus disaksikan 10 ribu penumpang Wilhelm Gustloff.

Bahkan sebenarnya, peristiwa perang ini disebut sebagai bencana paling mematikandalam sejarah maritim.

Perjuangan Sepetys dan penghargaan

Yang lebih buat penasaran lagi, Sepetys butuh waktu bertahun-tahun dan melakukan perjalanan ke selusin negara berbeda untuk bisa menceritakan apa yang sebenarnya terjadi di Wilhelm Gustloff untuk menyelesaikan Salt to the Sea.

Sekarang, Salt to the Sea sudah diterbitkan di enam puluh negara dan diterjemahkan ke dalam empat puluh bahasa.

Baca Juga: Fate/Strange Fake: Spin Off Pertarungan Seri Fate yang Penuh Kepalsuan

Novel ini juga menerima banyak penghargaan literasi seperti Carnegie Medal, Golden Kite Award, dan Audie Award.

Pada Agustus 2021, Majalah Time juga memasukkan Salt to the Sea sebagai salah satu dari100 novel young adult terbaik sepanjang masa.

Tertarik membacanya?

Sekarang kita sudah bisa membaca Salt to the Sea di Gramediagirls!

(*)