CewekBanget.ID - Kekerasan pada remaja bisa terjadi pada remaja perempuan atau laki-laki.
Bukan rahasia lagi, kekerasan pada remaja perempuan sampai saat ini masih terjadi.
Padahal kekerasan pada remaja perempuan ini bisa berakibat fatal lho, girls.
Trauma yang dirasakan bisa menghantui perempuan sepanjang hidupnya.
Belum lagi cedera fisik yang dialami remaja perempuan korban kekerasan, bisa jadi sumber utama dari penyakit fatal kedepannya.
Dilansir dari laman Verywellfamily via Parapuan.co, The American Psychological Association (APA) bahkan mendefinisikan kekerasan remaja sebagai bentuk ekstrim dari agresi dengan tujuan yang bisa menyakiti fisik, cedera hingga kematian.
Sebenarnya apa saja penyebab kekerasan pada remaja perempuan ini kerap terjadi?
1. Pengaruh Media
Masih melansir dari sumber yang sama, kejahatan pada perempuan dan laki-laki bisa disebabkan oleh media.
Baca Juga: Waspada, 5 Hal Ini Tandanya Kita Jadi Korban Kekerasan Narsistik
Maksudnya, kekerasan di media mempengaruhi remaja hingga menyebabkan mereka bertindak agresif.
Selanjutnya, penelitian menunjukkan bahwa bermain video game kekerasan meningkatkan pikiran dan perilaku agresif.
Hal ini perlu diwaspadai karena konsumsi media ternyata bisa jadi penyebab kekerasan pada perempuan dan laki-laki di usia remaja.
Pada umumnya, pelaku kekerasan dan kenakalan remaja ini cenderung kehilangan perasaan empati.
Sementara, video game bisa menjadi penyebab karena hal tersebut menurunkan 'perilaku membantu' dan mengurangi perasaan empati.
Selain itu, pengguna video game kekerasan cenderung berinteraksi dengan remaja agresif lainnya sehingga mereka merasa diterima dan divalidasi atas pikiran juga perasaannya.
Video game memang mendapat perhatian paling besar sebagai penyebab, tetapi kekerasan di media juga mencakup mencakup internet, televisi, majalah, film, musik, iklan, media sosial dan banyak lagi.
2. Komunitas Lingkungan
Pengaruh tempat tinggal atau lingkungan dapat menjadi penyebab lainnya terjadinya kejahatan pada perempuan dan laki-laki di usia remaja.
Baca Juga: Review Film Kekerasan Seksual Penyalin Cahaya, Ada Apa dengan Fogging?
Centers for Disease Control (CDC) menunjukkan beberapa faktor risiko komunitas untuk kekerasan pemuda, termasuk berkurangnya peluang ekonomi, tingkat kejahatan yang tinggi, dan lingkungan yang tidak teratur secara sosial.
Penelitian juga menunjukkan bahwa kekerasan remaja dapat menjadi bentuk 'keadilan jalanan' sebagai tanggapan atas kurangnya perlindungan polisi di beberapa lingkungan.
Ketika ini terjadi, remaja mungkin mencoba untuk mengamankan lingkungan dengan menggunakan kekerasan sebagai cara untuk menertibkan daerah tersebut.
Remaja juga mungkin merasa bahwa satu-satunya pilihan untuk bertahan hidup dengan bergabung geng atau terlibat dalam kekerasan.
3. Kekerasan dalam Rumah Tangga dan Kekerasan Anak
Anak-anak yang hidup dengan kekerasan di rumah dapat meniru perilaku kejam saat mereka tumbuh dewasa.
Faktor lain yang berkontribusi termasuk gaya pengasuhan yang keras, bersama dengan kekacauan di rumah, pengabaian, dan penolakan.
Masing-masing situasi ini dapat menyebabkan kekerasan remaja di kemudian hari karena kurangnya stabilitas dan struktur di rumah.
Namun penting untuk diketahui, tidak semua anak yang hidup dengan kekerasan di rumah akan menjadi kejam saat mereka tumbuh dewasa.
Baca Juga: Rekomendasi Film Indonesia Tema Perjuangan Lawan Kekerasan Seksual
Untuk memerangi risiko kekerasan pada perempuan dan laki-laki remaja, penting bagi orang tua utnuk mempertimbangkan gaya pengasuhan dan mengurangi kekerasan di rumah.
Artikel Ini Sudah Tayang di Parapuan.co dengan Judul, "Penyebab Kekerasan pada Perempuan yang Sering Dialami Remaja."
(*)