Review Drama Pachinko, Kisah Kompleks 4 Generasi yang Disajikan Aesthetic!

By Tiara Harum Pramesti, Minggu, 27 Maret 2022 | 21:28 WIB
Pachinko (Apple TV)

CewekBanget.ID - Serial drama Korea baru Pachinko yang dibintangi salah satu aktor populer Lee Min Ho kini banyak dibicarakan

Selain menandari comeback-nya Lee Min Ho, drama satu ini bisa dibilang produksi skala Internasional lho. 

Tayang di Apple TV+, drama Pachinko memotret hubungan sejarah dengan modernisasi yang terjadi saat masa pendudukan Korea oleh Jepang. 

Bukan hanya soal sejarah, tapi juga kehidupan masyarakatnya terutama dilihat dari berbagai perspektif.

Simak review untuk 3 episode pertama seri drama Pachinko, yang sukses bikin makin penasaran. 

Alur cerita Pachinko

Pachinko mengkuti kisah empat generasi dari sebuah keluarga imigran Korea.

Cerita berputar pada kisah Sunja (Kim Minha), dengan kisah hidupnya penuh drama bahkan air mata. 

Awalnya dikisahkan Sunja saat masih kecil berlatar tahun 1910-an, yang tinggal dengan kedua orang tua di pesisir.

Baca Juga: Resmi Minta Maaf, Jin Ha Pachinko Lecehkan Lansia Sejak 2010 Silam!

Pada masa ini Sunja digambarkan sebagai gadis kecil cerdas, namun menyimpan banyak ketakutan lantaran melihat bagaimana pendudukan Jepang di Korea memengaruhi orang-orang di sekitarnya.

Status kehidupan mereka yang rendah, menjadikan Sunja dan keluarga tak bisa berbuat apa-apa. 

Beranjak dewasa, Sunja tumbuh menjadi gadis yang dipenuhi kekhawatiran dan rasa enggak aman. 

Kebiasaanya pergi ke pasar untuk memenuhi kebutuhan, malah berujung bertemu dengan orang-orang berbahaya dengan niat jahat. 

Sampai dia bertemu dengan seorang pria juragan pelelangan ikan, dia menolong Sunja dari jeratan para preman yang mau mencelakakan. 

Gara-gara kejadian itu, Sunja jadi dekat dengan Koh Hansu (Lee Min Ho) dan menjalin hubungan rahasia yang manis. 

Tanpa Sunja tahu, hubunganya dengan Koh Hansu sudah terlampau jauh padahal Hansu sebenarnya pria beristri.

Lagi-lagi Sunja dipatahkan oleh keadaan yang menjerat dirinya, yang tak bisa kabur karena perasaan. 

Kisah antar generasi

Baca Juga: Prilly Latuconsina Ngebucin Lee Min Ho, Cinta Pertama Sejak Drama BBF!

Sunja di drama Pachinko

Di waktu yang sama alur akan membawa penonton lompati zaman dan masuk ke generasi keempat keluarga Sunja di tahun 1989.

Sunja yang sudah lansia diperankan oleh Youn Yuh Jung, tinggal bersama kakak iparnya yang sakit-sakitan. 

3 episode pertama menampilkan cucu Sunja bernama Solomon (Jin Ha) menjadi fokus dari cerita versi zaman modern ini. 

Dikisahkan juga bagaimana Sunja pindah ke Jepang dan mengadu nasib di sana, meski sulit diterima masyarakat pada awalnya. 

Solomon adalah representasi pemuda modern yang semangat dalam mengejar kesuksesan finansial lewat perputaran roda ekonomi. 

Solomon fasih bahasa Inggris, Korea dan Jepang dengan pekerjaanya di bank Amerika dan punya tugas melancarkan kesepakatan tanah dengan warga yang rumahnya strategis untuk area membangun hotel. 

Kesulitan dirinya berkomunikasi dengan warga setempat sampai kisah cinta dengan perempuan misterius bernama Hana, menjadikan kisah Solomon salah satu yang bikin penasaran kelanjutanya. 

Penyajian menarik

Baca Juga: Review Drama A Superior Day, Berpacu Waktu dengan Pembunuh Berantai!

Pachinko adalah drama yang sejak awal kita tonton kerasa banget 'mahalnya.'

Gaya penceritaanya enggak monoton dengan alur campuran, sehingga bikin kita bisa fokus dengan banyak konflik sekaligus. 

Karena cerita dibangun dari berbagai generasi, kita bisa merasakan dengan jelas perbedaan latar tempat juga suasana yang khas. 

Saat berada di latar zaman dahulu, tentu saja pakaian, bahasa, bahkan situasi yang digambarkan dengan berbagai properti sangat lain dengan adegan zaman modern. 

Kagonada, sutradara Pachinko memamerkan banyak adegan wide-shot dari keindahan laut, sungai, hutan, bahkan pedesaan dan keramaian pasar. 

Skala waktu yang diambil dalam alur drama sangat lebar, dan tim produksi Pachinko menyajikanya dengan rapi dan intim.

Satu lagi yang rasanya sulit untuk diabaikan dari Pachinko adalah dialog-dialognya yang terasa sangat jujur mengikuti berbagai generasi, dan jauh dari kesan mendramatisir.

Warna gambar dengan vibe aesthetic kuat mungkin jadi salah satu gaya terbaik yang penonton dapat sejak menit-menit awal. 

Seluruh ambience yang dibangun menjadikan cerita Pachinko punya emosionalnya sendiri tiap adegan.

Baca Juga: The Batman 2022: Antara Pembunuhan Berantai dan Kesuraman Kota Gotham!

Tentu saja poin-poin itu menjadi beberapa hal unggul yang bikin Pachinko pantas disebut drama berkelas.

Bisa dibilang Pachinko punya production value sangat unggul di golongan drama-drama baru 2022 ini. 

Kalau kita suka dengan cerita-cerita sejarah dan moral yang dikemas dalam bentuk drama, Pachinko tentunya cocok buat diikuti. 

(*)