Cek! Benarkah Kerusakan Lingkungan Terjadi Akibat Aktivitas Online?

By Salsabila Putri Pertiwi, Minggu, 31 Juli 2022 | 23:30 WIB
Ilustrasi rapat online saat WFH (Getty Images via Nature)

Baca Juga: Sampah Plastik Ternyata Jangan Dibakar, Gini Cara Tepat Mengelolanya!

Peningkatan Lalu Lintas Internet

Sementara itu, sejumlah negara telah melaporkan peningkatan lalu lintas internet seenggaknya 20% sejak Maret tahun lalu, ketika pandemi mulai merebak.

Penelitian menemukan, jika tren tersebut terus berlanjut hingga akhir 2021, maka peningkatan penggunaan internet membutuhkan hutan seluas 71.600 mil persegi.

Lahan seluas itu diperlukan untuk menyerap karbon yang dipancarkan dari penggunaan internet; belum lagi pemrosesan dan transmisi data membutuhkan air dalam jumlah banyak, volumenya diperkirakan bisa untuk mengisi lebih dari 300.000 kolam renang standar olimpiade.

Jumlah jejak tanah yang diperlukan juga enggak kalah banyak, kira-kira jumlahnya sama dengan ukuran luas wilayah Los Angeles.

Tim peneliti memperkirakan jejak karbon, air, dan tanah terkait dengan setiap gigabyte data yang digunakan untuk YouTube, Zoom, Facebook, Instagram, Twitter, TikTok, serta 12 platform lainnya.

Penggunaan data juga cukup besar pada aplikasi game online dan penjelajahan web lainnya.

Yang Bisa Dilakukan Untuk Menyelamatkan Lingkungan

Semakin besar data yang digunakan dalam suatu aplikasi, semakin besar jejak yang dikeluarkan.

Hal ini dikarenakan pemrosesan data menggunakan banyak listrik.

Produksi listrik apa pun memiliki jejak karbon, air, dan tanah.