Jika kita membayangkan ada adegan yang disturbing, film ini menyoroti kisahnya yang lain juga.
Kisah humanistik dari perjalanan dan ambisi aneh kedua tokoh menjadi poin-nya.
Keduanya digambarkan sebagai pemuda yang rapuh dan kehilangan hak mereka, serta pengin mencari tahu siapa dan apa mereka sebenarnya.
Pada akhirnya Lee dan Maren menjadi representasi orang-orang yang merasa hilang dan pengin dimiliki.
Ini menjadi sebuah film yang juga sarat akan makna, pencarian jati diri dan pengakuan bagi kaum muda tersesat.
Baca Juga: Timothee Chalamet Ulang Tahun, Buat Donasi Untuk Afghanistan
Diproduksi Selama Pandemi
Film Bones And All mulai produksinya saat pandemi.
Meski terkendala dengan pandemi yang menyebar di seluruh dunia, nyatanya produksi Bones And All tetap lancar dengan hasil sesuai ekspektasi.
Karena itu pula, kru dan khususnya Luca Guadagnino sebagai sutradara mendapat sorotan dan pujian penuh.
Selain Timothee Chalamet dan Taylor Russel, film ini turut dibintangi Michael Stuhlbarg, Mark Rylance, Chloe Sevigny dan David Gordon Green.
Tertarik untuk nonton?
(*)