Pengamat: Politisi Hypebeast Enggak Masalah, Asal... | Yang Muda Yang Memilih

By Siti Fatimah Al Mukarramah, Kamis, 15 Desember 2022 | 11:29 WIB
Ilustrasi politisi hypebeast (Ridwan Kamil dan Sandiaga Uno) (via Kompas.com)

CewekBanget.ID - Semakin mendekati pesta demokrasi tahun 2024, berbagai cara digunakan para politisi untuk mengambil hati para anak muda.

Enggak heran karena anak muda bakal jadi mayoritas pemilih di pemilu 2024 mendatang.

Akhirnya, muncul lah politisi hypebeast yang sering bergaya mengikuti tren, hingga membuat konten-konten yang lagi viral di kalangan masyarakat khususnya anak muda.

Apakah cara ini cukup efektif untuk para politikus sehingga bisa lebih dekat dan relate lagi terhadap anak muda?

Baca Juga: Begini Tanggapan Anak Muda Soal Politisi Hypebeast, Pro atau Kontra? | Yang Muda Yang Memilih

Pengamat politik dan peneliti ICW (Indonesia Corruption Watch), Kurnia Ramadhana berpendapat bahwa enggak masalah jika ada politisi bergaya hypebeast dan mengikuti tren.

"Politisi-politisi itu mengikuti tren dalam konteks berkampanye itu kan enggak ada larangan. Namun yang harus dilihat lebih lanjut. Kalau kita artikan hypebeast itu selain mengikuti tren atau menunjukkan gaya hidup mewah misalnya, menggunakan barang-barang mahal itu tentu akan jadi problem," ujar Kurnia.

Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa dalam konteks politik, ada aspek integritas yang harus dijaga oleh para politisi ini. Apalagi di tengah berbagai permasalahan di Indonesia, menunjukkan gaya hidup mewah bukan lah hal yang etis.

"Tapi kalau dalam konteks mengikuti perkembangan terkini, misalnya menggunakan platform media sosial sebagai alat berkampanye dan lain-lain, menurut saya fine-fine aja. Karena isunya bukan di situ, tapi bagaimana mereka bisa menunjukkan konsistensi untuk memperjuangkan hajat hidup masyarakat banyak," jelas lulusan Universitas Sumatera Utara itu.

Apakah dengan bergaya hypebeast dan selalu mengikuti tren efektif untuk para politisi bisa lebih dekat lagi dengan anak muda?

Kurnia juga menambahkan, memang dibutuhkan pendekatan-pendekatan baru bagi para politisi supaya bisa lebih dekat lagi dengan anak muda. Salaj satunya dengan mengikuti tren yang sedang viral.

"Di tengah apatisme politik dari anak muda saat ini, memang dibutuhkan pendekatan-pendekatan baru. Tapi seringkali yang jadi soal adalah pendekatan-pendekatan baru ini digunakan hanya untuk kapasitas kampanye, jelang pesta demokrasi.