Apa Itu Sistem Pemilu Proporsional Tertutup? | Yang Muda yang Memilih

By Salsabila Putri Pertiwi, Senin, 9 Januari 2023 | 14:25 WIB
Ilustrasi perhitungan suara saat pemilu (foto: tribunnews.com)

CewekBanget.ID - Girls, tinggal setahun lagi menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Sebagai anak muda, kita mesti mulai melek politik dari sekarang agar dapat berpartisipasi dengan baik dalam ajang Pemilu nanti, ya.

Belakangan ini, kabar terkait sistem pemilihan umum proporsional tertutup untuk Pemilu 2024 mendatang sedang ramai dibicarakan.

Sistem pemilihan umum kali ini sedang menjadi perdebatan sejak uji materi terhadap Undang-Undang No. 7 Tahun 2017 tentang Pemilu diajukan ke Mahkamah Konstitusi.

Nah, supaya enggak salah kaprah, kenali dulu jenis-jenis sistem pemilu, yakni sistem pemilu proporsional terbuka dan tertutup.

Berikut ini penjelasannya.

Sistem Pemilu

Sistem pemilihan umum (pemilu) secara umum terdiri dari sistem pemilu proporsional terbuka dan tertutup.

Sistem pemilu proporsional terbuka terjadi ketika pemilih dapat memilih langsung wakil-wakil legislatifnya.

Sedangkan dalam sistem pemilu proporsional tertutup, kita sebagai pemilih hanya dapat memilih partai politiknya.

Nah, sejak tahun 2004 Indonesia menerapkan sistem pemilu proporsional terbuka, makanya selama ini kita dapat memilih calon legislatif dari sosoknya.

Baca Juga: Anak Muda Golput saat Pemilu? Ini Kerugiannya | Yang Muda Yang Memilih

Sementara itu, sistem pemilu proporsional tertutup sempat diterapkan pada masa Orde Lama dan Orde Baru.

Konon, sistem pemilu proporsional tertutup ada kemungkinan bakal diterapkan lagi untuk Pemilu 2024.

Tapi hal tersebut menimbulkan perdebatan dari berbagai kalangan.

Kenapa sistem pemilu proporsional tertutup menimbulkan pro dan kontra, ya?

Sistem Pemilu Proporsional Tertutup

Dalam sistem pemilu proporsional tertutup, partai politik mengajukan daftar calon berdasarkan nomor urut, yang ditentukan oleh partai politik tersebut.

Jadi, dengan sistem pemilu proporsional tertutup, nantinya partai akan memberikan daftar calon kandidat dengan jumlah lebih dibandingkan alokasi jumlah kursi di satu daerah pemilihan (dapil).

Kita nanti memilih partai politik alih-alih sosok perwakilannya saat pemilu, dan setiap suara dari kita sebagai pemilih akan menentukan perolehan jumlah kursi bagi partai tersebut di sebuah dapil.

Nantinya, setelah perolehan suara dihitung, muncul jumlah kursi yang didapatkan oleh partai politik tersebut dan sosok-sosok calon legislatif yang bakal menempatinya ditentukan sesuai nomor urut yang ditetapkan oleh partai sebelumnya.

Nah, kelebihan dari sistem pemilu proporsional tertutup antara lain kuota bagi calon legislatif perempuan atau kelompok etnis minoritas bisa lebih besar, karena calon legislatif nantinya ditentukan oleh partai dan bukan berdasarkan perolehan suara masing-masing.

Selain itu, sistem pemilu proporsional tertutup juga disebut mampu meminimalisir politik uang dan meningkatkan peran partai dalam kaderisasi sistem perwakilan.

Baca Juga: Indonesia Pemilu 2024 Anak Muda Harus Ikut! | Yang Muda Yang Memilih

Tapi kekurangan dari sistem pemilu proporsional ini adalah kurangnya keterlibatan pemilih dalam menentukan sosok calon legislatif dari sebuah partai politik.

Sehingga hubungan antara pemilih dan sosok calon legislatif nantinya kurang terjalin pasca-pemilu.

Selain itu, sistem pemilu proporsional tertutup dianggap enggak responsif terhadap perubahan dan berpotensi memperkuat oligarki di dalam internal partai.

Yang terakhir, sistem pemilu proporsional tertutup memunculkan potensi politik uang di dalam partai politik dengan risiko jual-beli nomor urut.

Tentunya sistem pemilu proporsional terbuka juga punya kelebihan dan kelemahannya sendiri.

Yang jelas, sistem pemilu mana pun yang akan diterapkan untuk Pemilu 2024 harus demokratis dan enggak merugikan kita sebagai pemilih sekaligus masyarakat yang akan merasakan kebijakan legislatif nantinya.

 Baca Juga: Pengamat: Politisi Hypebeast Enggak Masalah, Asal... | Yang Muda Yang Memilih

(*)