Ini 10 Pekerjaan yang Enggak Bisa Digantikan oleh Teknologi AI

By Marcella Oktania, Jumat, 12 Mei 2023 | 07:35 WIB
Ilustrasi bekerja (Unsplash)

CewekBanget.ID - Semenjak Chat GPT mulai viral, makin banyak orang yang takut kehilangan pekerjaannya, nih.

Karena memang ada pekerjaan tertentu yang jadi lebih mudah dan cepat dilakukan oleh teknologi AI daripada dilakukan oleh manusia.

Walaupun begitu, tetap ada pekerjaan yang enggak bisa digantikan oleh AI, sehingga kita tetap bisa #6eYourSelf, kok!

Melansir beragam sumber, ini dia 10 pekerjaan yang enggak bisa digantikan oleh teknologi AI!

Pengacara dan hakim

Tertarik buat jadi pengacara dan hakim? Ternyata pekerjaan ini jadi salah satu pekerjaan yang enggak bakal digantikan teknologi AI, lho.

Ini karena dibutuhkan strategi, analisis, dan negosiasi berdasarkan pengalaman dan pengetahuan dari pengacara dan hakim untuk menyelesaikan suatu perkara.

Walaupun memang AI bisa melakukannya, tapi cara bicara seorang pengacara dan hakim bisa mengubah keputusan final hukum tentang nasib seseorang!

Politisi

Coba bayangkan kalau kita harus melakukan pemilu buat memilih AI, gimana masa depan bangsa kita, ya?

Gimana pun juga buruknya reputasi politisi, kita tetap membutuhkannya di dunia ini untuk menyelesaikan solusi terbaik buat negara.

Entah hasilnya jadi lebih baik atau lebih buruk, tapi cuma manusia yang bisa menyesuaikannya dengan kondisi negara, masyarakat, dan keuangan yang dimiliki, lho.

Baca Juga: Bersiap, 5 Jenis Pekerjaan Ini Paling Terancam Digantikan oleh AI!

Psikolog dan psikiater

Memang sekarang lagi dikembangkan teknologi AI yang bisa mendiagnosa kondisi mental seseorang hanya dari wajah.

Namun gimana pun juga konseling butuh emosi hidup seorang manusia untuk orang yang mengalami gangguan mental.

Cuma sesama manusia yang bisa memberikan dukungan emosi yang dibutuhkan seseorang dengan gangguan mental untuk bisa sembuh, lho!

HRD

Sama seperti psikolog dan psikiater, HRD juga enggak bisa digantikan dengan AI, nih.

Pasalnya untuk mencari seseorang yang tepat untuk pekerjaan tertentu, bukan cuma apa CV dan apa yang bisa dilakukannya yang penting (hardskill), tapi juga penting untuk mencari tahu bagaimana kepribadian seseorang, cara berpikirnya, atau softskill yang dimiliki.

Karena orang yang pintar bakalan kalah sama orang yang lebih cepat belajar dan lebih cepat beradaptasi, lho.

Selain itu, HRD juga harus tahu bagaimana caranya mengorganisir pekerja, memotivasinya, mendeteksi masalah, dan menyelesaikan masalah pekerja supaya enggak terjadi masalah pada perusahaan.

Atlet

Coba bayangkan kita melihat dua AI saling bertanding dalam kompetisi olahraga.

Pasti enggak bakalan seru, karena keduanya dibuat sedemikian rupa untuk bisa jadi yang terbaik, sehingga kita kehilangan sisi hiburan dan kompetisinya.

Baca Juga: AI Juga Bisa Dating! Rumor Kencan Antara Idol AI Seung SUPERKIND dengan ZENA MAVE

Berbeda kalau melihat atlet manusia bermain, karena kita bisa melihat perkembangannya dari pertandingan ke pertandingan lain.

Atlet bisa saling bertanding sengit, memecahkan rekor dunia, dan memberikan trik baru yang memukau enggak bakalan bisa dilakukan AI, deh!

Editor

Memang teknologi AI bisa mengecek pengejaraan, plagiarisme, dan kebenaran tulisan.

Namun editor bisa memberikan konten terbaik yang bisa disesuaikan dengan pembaca.

Selain itu, karena AI juga dibuat oleh manusia, pasti tetap bisa berbuat kesalahan, nih.

Oleh sebab itu tetap dibutuhkan editor untuk mengecek kebenaran dan ketepatan suatu tulisan sesuai dengan kejadian masa sekarang.

Teknisi komputer

Kalau ditarik garis, teknologi AI bisa ada karena para teknisi komputer.

Teknisi komputer enggak cuma untuk memperbaiki teknologi aja, tapi juga membuatnya, mengembangkannya, mengontrolnya, mengelola, dan melaksanakannya.

Tanpa teknisi komputer, teknologi AI juga enggak bakalan bisa berkembang melampaui semua orang.

Baca Juga: Naevis Karakter AI dari Konsep Lagu aespa Akan Debut Jadi Solois

Pengajar dan guru

Mungkin kita berpikir kalau pengajar dan guru gampang digantikan pekerjaannya oleh AI, karena tugasnya cuma memberi ilmu pengetahuan.

Namun sebenarnya pengajar dan guru enggak cuma mengajarkan tentang ilmu eksak, tapi juga ilmu sosial dan memberikan konsep dasar kehidupan yang bisa kita pakai untuk kehidupan di masa depan.

Selain itu, pengajar dan guru harus juga mengerti seseorang secara emosional yang bakal sulit dilakukan oleh teknologi.

Tokoh agama

Agama termasuk salah satu hal dasar manusia dalam hidup.

Jadi enggak masuk akal kalau tokoh agama dipimpin oleh teknologi AI, nih.

Entah itu seorang ustaz, romo, pendeta, atau pandita, semuanya punya peran penting dalam masyarakat untuk memberikan dukungan emosional dan spiritual.

Perlu diingat juga kalau spiritual sifatnya intim, sehingga hanya bisa dimengerti sesama manusia.

Manajer, direktur, CEO

Kalau semua pekerjaan di atas bukan hal yang bisa kita lakukan, pekerjaan kita tetap enggak bisa diganti dengan AI kalau sudah sampai di tingkat kepemimpinan tertentu, kok.

Manajer, direktur, dan CEO punya satu kesamaan, yaitu kemampuan kepemimpinan yang enggak bakalan bisa digantikan dengan AI.

Kepemimpinan harus dbarengi dengan pengetahuan tentang bidang yang dikuasai dan kekuatan untuk membimbing bawahannya biar sesuai dengan visi misi perusahaan.

Nah, kemimpinan ini enggak bakalan bisa dibuat dengan teknologi AI, deh.

Baca Juga: Bangun Karier di Bidang Teknologi dan Digital Bersama Practicum, #6eYourSelf!

(*)