"Ketika (suatu) industri lagi berkembang banget, banyak yang mau masuk juga.
Tapi melupakan sebenarnya esensi atau value dia mau masuk itu sebenarnya mau menjawab apa? Untuk siapa? Apa yang aku punya tapi yang lain belum punya? Maka aku harus ada di sini," jelas Naya.
Sehingga hadirnya suatu produk yang kita hasilkan harus jelas posisinya ada di mana, manfaatnya untuk apa, dan apakah dia bisa memberikan solusi yang tepat bagi para penggunanya nantinya.
Kalau target pasarnya sudah jelas tapi produk kita enggak memberikan solusi akan kebutuhannya, maka produk kita akan tertinggal, girls.
Mencari celah yang bisa dimasukkan
Dalam acara yang sama, founder Euódia Home, Albertus Setyapranata, juga menyebutkan soal pentingnya mengenali celah pasar.
"Kalau ada gap (celah) di pasar, di situlah (produk) kita masuk," ucap Albertus.
Maksudnya adalah ketika kita melihat segala peluang pasar, kebutuhan pasar, keunikan produk, hingga harga yang jauh lebih terjangkau dan produk kita bisa memberikan hal itu kepada pasar, maka di situlah yang jadi keunggulan produk.
Misalnya, konsumen menyukai suatu produk dengan rasa yang enak, kandungan yang baik, serta kualitas yang bagus, namun produk yang ada di pasaran saat ini memiliki harga yang mahal dan nyatanya konsumen berharap ada produk yang lebih murah.
Ini lah yang dinamakan 'celah' tadi di mana kita harus cari cara yang tepat untuk bisa mendapatkan rasa yang sama, kandungan yang sama, dan juga kualitas yang sama tapi dengan harga yang lebih murah.
Sehingga balik lagi ke apa yang dibutuhkan oleh pasar tadi jika kita bisa penuhi maka produk kita bisa dengan cepat diterima dan disukai oleh pasar.
Baca Juga: Tips Buat Pemula UMKM Belajar Bisnis Enggak Harus Lewat Kuliah
(*)