CewekBanget.ID - Girls, kamu tahu penyakit yang biasa dikenal Flu Singapura?
Ternyata selama ini kita salah menyebut nama penyakitnya, lho.
Flu Singapura bukanlah nama sebuah penyakit yang bahkan bukan berasal dari Singapura dan juga bukan penyakit flu!
Melainkan nama penyakit yang sebenarnya adalah HMFD alias Hand, Foot, and Mouth Disease.
Hal ini dijelaskan oleh Dokter Spesialis Anak, dr. Kanya ayu Paramastri, Sp. A, dalam acara Peluncuran Vaksin EV71 oleh Kalventis di Habitate Jakarta, pada Rabu, (6/11/2024).
dr. Kanya menjelaskan, "Sebenarnya salah term ya, kurang tepat.
Karena mau dibilang Flu Singapura juga HMFD atau Hand Foot Mouth Disease ini bukan dari Singapura juga.
Jadi sebenarnya virus ini pertama kali ditemukan justru di New Zealand tahun 1957 lalu memang tahun 2000-an itu sempat ada wabah di Singapura.
Ramai lah anak-anak kecil di sana mengalami gejala seperti demam, kemudian muncul lesions di sekitar mulut, telapak tangan, telapak kaki, sariawan.
Karena angkanya (pada saat itu) banyak seperti wabah jadi terkenal lah itu menjadi Flu Singapura, padahal enggak ada flu-flu-nya dan enggak ada Singapura-Singapura-nya.
Jadi mulai sekarang kita ubah cara menyebutnya dengan nama yang benar ya, biasakan dengan menyebutnya HFMD."
Baca Juga: Ciri-ciri Penyakit Liver yang Ditandai Dengan Perut Buncit, Segera Cek
Penyebab HMFD
dr. Kanya juga menyebut kalau penyebab dari HMFD ini bisa dai berbagai macam virus.
Tapi yang terbanyak saat ini adalah disebabkan oleh Entrovirus 71 atau Virus EV71.
Selain itu diketahui bahwa penyakit ini bisa terjadi berulang kali di mana efek sampingnya bisa jadi bahaya dan mengancam jiwa.
Sedihnya juga, penyakit ini sering menyerang anak-anak, girls.
"Usia yang paling sering terkena HMFD adalah anak-anak di bawah 10 tahun, dan insiden tertinggi terjadi pada anak di bawah usia 3 tahun.
Orang dewasa bisa terkena HMFD, namun kasus ini jarang terjadi dibandingkan anak-anak," ucap dr. Kanya.
HMFD di Indonesia
Pada kesempatan yang sama, dr. Nani Rizkiyati, M. Kes, Ketua Tim Kerja ISPA Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, melaporkan ada kenaikan kasus HMFD di seluruh provinsi pada awal 2024.
"Jadi kami punya sistem laporan mingguan yang menunjukkan ada lebih dari 6.500 kasus HMFD pada awal 2024.
Ditemukannya sebetulnya lebih banyak di pulau Jawa terlepas dari populasi di pulau Jawa memang lebih banyak (dibanding pulau lain) namun tingkat kewaspadaan akan penyakit ini harus dinaikkan," ucap dr. Nani.
Baca Juga: 5 Gejala Batuk yang Disebabkan Oleh Penyakit Jantung, Perhatikan
Pengobatan HMFD
Pengobatan HMFD umumnya bersifat simtomatik yaitu meredakan gejala.
Serta juga fokus utamanya adalah meningkatkan imun tubuh agar tubuh bisa menyerang virus tersebut.
Jadi obat yang diberikan kepada penderita HMFD adalah obat penurun panas untuk menerankan demam dan obat anti inflamasi nonsteroid (NSAID) yang bisa bantu meredakan nyeri dan peradangan.
Lalu harus minum banyak air putih untuk mencegah dehidrasi dan juga bisa diberikan jus buah sebagai alternatif asupan nutrisi karena penderita akan sulit menelan makanan karena adanya sariawan.
"Upaya pencegahan lainnya adalah vaksinasi untuk memberikan perlindungan serta mengurangi risiko komplikasi serius.
Selain itu, vaksinasi juga membantu mencegah infeksi berulang yang bisa lebih berat karena paparan jenis virus lain.
Saat ini, vaksin yang tersedia sudah mendapatkan persetujuan BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) untuk mencegah HFMD yang disebabkan oleh EV71 adalah Vaksin HFMD EV71 yang memiliki profil keamanan baik dan dapat diberikan sejak umur 6 bulan hingga 3 tahun.
Proteksi dapat bertahan hingga umur 5 tahun setelah vaksinasi," jelas dr. Kanya.
Baca Juga: Bibir Sering Kering? Waspada Bisa Jadi Karena 8 Penyakit Ini, Simak
(*)