12 Fakta Joey Alexander, Pianis Muda Yang Raih Nominasi Grammy Awards 2016

By Natasha Erika, Senin, 7 Desember 2015 | 17:00 WIB
12 Fakta Joey Alexander, Pianis Muda Yang Raih Nominasi Grammy Awards 2016 (Natasha Erika)

Girls, kita wajib banget kenal sama bocah satu ini, Joey Alexander. Pianis jazz asal Indonesia ini mengharumkan nama bangsa di kancah internasional apalagi dengan kabar terbaru ia berhasil masuk dua nominasi Grammy Awards 2016. Joey masuk dalam nominasi kategori Best Jazz Instrumental Album untuk My Favorite Things dan Best Improvised Jazz Solo untuk lagu Giant Steps di album tersebut. Yuk, kita kenalan lewat 12 fakta Joey Alexander, pianis muda yang raih nominasi Grammy Awards 2016.

Bocah Indonesia, Joey Alexander yang berusia 12 tahun, menjadi berita di sejumlah media terkemuka dunia karena keterampilannya memainkan piano. Dia pun dijuluki bocah ajaib (child prodigy) karena bakatnya yang luar biasa itu.

Situs web New York Times pada Selasa (12/5/2015) membuat berita panjang berjudul "Joey Alexander, an 11-Year-Old Jazz Sensation Who Hardly Clears the Piano's Sightlines". Untuk versi cetaknya, media itu membuat judul "He's a Jazz Virtuoso Who Can Barely See Over a Baby Grand".

The Telegraph, Rabu, membuat judul, "The 11-year-old taking jazz world by storm".

Sementara NBC News, Kamis, membuat judul "Pint-Sized Prodigy Joey Alexander: 'Jazz is About Freedom'".

Joey mempunyai album debut berjudul My Favorite Things yang mendapat pujian tinggi dari peniup trompet dan direktur Jazz at Lincoln Centre Wynton Marsalis.

Marsalis mengatakan, "Enggak pernah ada orang sebelumnya yang dapat kita bayangkan bisa bermain seperti itu di usia seperti dia. Saya menyukai segala sesuatu terkait permainannya, ritmenya, kepercayaan dirinya, dan pemahamannya tentang musik.

Orangtua Joey merupakan penggemar jazz (terutama Louis Armstrong) dan Joey sendiri mengagumi permainan Horace Silver, McCoy Tyner, Bill Evans, dan Brad Mehldau.

Selain musik, Joey juga menyukai Avengers dan SpongeBob Squarepants.

Joey dilaporkan sangat mencintai dan menghargai bidang seni yang ditekuninya. "Jazz merupakan musik yang keras," katanya saat menjawab sebuah pertanyaan. "Kita harus benar-benar bekerja keras dan harus senang melakukannya. Itulah yang paling penting."

Di Tanah Air, Joey sudah sering manggung di berbagai pentas jazz. Namun, di New York namanya baru muncul. Dia pertama kali dikenal di sana saat muncul di pentas jazz di Lincoln Center dan langsung mendapat standing ovation.

Joey, yang bernama lengkap Josiah Alexander Sila, lahir di Bali. Joey pindah ke New York tahun lalu bersama kedua orangtuanya. Sejumlah tokoh jazz, seperti Marsalis, ikut membantu perpindahan itu.

Perkenalan awalnya dengan musik jazz melalui CD ayahnya, Denny Sila, yang membawa pulang sejumlah CD jazz pada tahun 1990-an, setelah mendapatkan gelar sarjana di bidang keuangan di Pace University di Manhattan.

Joey mulai bermain piano saat umurnya enam tahun. Ia pertama kali memainkan sebuah lagu dari Thelonious Monk. Melihat bakat anaknya, sang ayah, yang merupakan pianis amatir, terdorong untuk mengajarinya beberapa dasar bermain piano. Joey sendiri mengingat, "Saya mendengar rekaman, dan tentu saja YouTube."

Joey kemudian ikut kursus piano di sejumlah sekolah musik di Jakarta ketika mereka pindah ke Ibu Kota. Pada usia delapan tahun, ia telah bermain untuk pianis Herbie Hancock, yang berada di Jakarta sebagai duta UNESCO.

Kini, Joey Alexander jadi bahan pembicaraan lagi karena ia bakal bersaing dengan musisi-musisi jazz ternama dunia untuk memperebutkan predikat salah satunya Best Jazz Instrumental Album di Grammy Awards 2016. Musisi lain yang masuk dalam nominasi itu antara lain: John Scofield (Past Present), Terence Blanchard feat. The E-Collective (Breathless), Robert Glasper & The Robert Glasper Trio (Covered: Recorded Live at Capitol Studios) dan Jimmy Greene (Beautiful Life).

Kita bisa dengerin gimana Joey memainkan Giant Step yang masuk nominasi Best Improvised Jazz Solo.

(sumber: egidius/kompas.com, foto: motema music label)