Narkoba digital? Apa itu? Sebuah aplikasi smartphone yang namanya I-Doser disebut-sebut bisa bikin ketagihan sampai dibilang narkoba digital. Bener enggak sih ini narkoba dan bisa bikin ketagihan? Simak 13 fakta di balik I-Doser, aplikasi yang dibilang 'narkoba digital' ini.
(Baca juga: 3 Penyebab Mood Swing Yang Enggak Kita Sadari)
Di situs resminya, dijelaskan kalau I-Doser ini adalah aplikasi smartphone (bisa juga dibuka menggunakan PC) yang bisa memberikan stimulasi otak melalui gelombang suara dan bisa memengaruhi suasana hati alias mood.
I-Doser mengatakan kalau mereka bisa memproduksi gelombak suara Binaural. Binaural audio ini diciptakan pada tahun 1839 oleh Heinrich Wilhelm Dove, professor Konigsberg University, Jerman. Ia meneliti stimulasi otak menggunakan suara. Binaural audio atau binaural deat ini awalnya digunakan untuk meditasi, merangsang otak untuk lebih rileks dengan bantuan suara.
(Baca juga: 9 Cara Mengubah Mood Bete Jadi Happy Dalam 9 Detik)
I-Doser yang bisa di-download di Google Play dan App Store ini enggak gratis. pengembang aplikasi tersebut membanderolnya dengan harga yang berbeda di kedua platform ini. Untuk App Store, I-Doser dibanderol seharga Rp 59.000, sementara untuk di Google Play Store dibanderol seharga Rp 71.000. Di dalam aplikasi ini mereka akan menawarkan berbagai paket binaural beats dengan harga beragam pula.
Karena bisa mempengaruhi mood dan pada beberapa orang bisa menimbulkan efek kecanduan, I-Doser dianggap 'narkoba digital.' Juga, karena binaural beats ini memberikan stimulasi pada area otak yang mirip dengan ketika seseorang mengonsumsi narkoba.
(Baca juga: Warna-warna Baju yang Bisa Mempengaruhi Mood Kita)
Situs berita Amerika newson6.com mengatakan, salah satu ketakutan orang dewasa akan aplikasi ini adalah, digunakan oleh oknum berbahaya. Karena para pengguna I-Doser ini ada yang aktif di forum online, para orangtua takut pengedar narkoba menyusup di forum ini untuk menawarkan narkoba yang sesungguhnya pada remaja.
Situs nobullying.com menyatakan kalau penggunaan binaural beats bisa berbahaya pada orang-orang tertentu. Misalnya, seseorang dengan penyakit mental, penyakit jantung, dan epilepsy. Memberikan stimulasi yang enggak tepat pada otak seseorang dengan ketiga penyakit ini bisa membahayakan kesehatan.
Sementara itu, situs Psychology Today menyatakan kalau binaural beats memang bermanfaat untuk digunakan pada pasien dengan penyakit tertentu. Seperti anxiety dan ADHD (Attention deficit hyperactivity disorder). Tentunya dengan panduan dari dokter atau psikiater.
(Baca juga: 13 Fakta di Balik I-Doser, Aplikasi yang dibilang 'Narkoba Digital', Bagian 2)
(foto: buzzfeed)