6 Fakta Soal Penemuan Sisa Kerajaan Mataram Kuno di Semarang

By Astri Soeparyono, Senin, 28 September 2015 | 17:00 WIB
6 Fakta Soal Penemuan Sisa Kerajaan Mataram Kuno di Semarang (Astri Soeparyono)

Sebuah situs kuno dari sisa-sisa keruntuhan Kerajaan Mataram Kuno ditemukan di Kota Semarang, Jawa Tengah. Simak 6 fakta soal penemuan sisa Kerajaan Mataram Kuno di Semarang ini

(Baca juga: Penemuan Tengkorak Kuno Ini Bisa Mengubah Sejarah Manusia)

Situs yang ditemukan itu berupa tumpukan batu yang tertata cukup rapi dalam timbunan material tanah sedalam satu meter.

Penemuan situs kuno itu berada di dalam lahan milik Sutopo, warga Dusun Bubuhan, Kelurahan Mijen, Kota Semarang. Situs tersebut sudah dalam kondisi terpendam sehingga untuk mengetahuinya dilakukan proses pengerukan atau ekskavasi. Lahan tersebut kemudian diberi batas dan tanda-tanda sesuai dengan ilmu arkeologi untuk kemudian dilakukan ekskavasi.

(Baca juga: Penemuan Patung Batu Raksasa Kaisar Romawi)

Ada beberapa penggalian situs dalam area seluas 9,3 meter persegi. Semua situs tertata rapi meski terpendam lama.

"Situs ini dilihat dari ukurannya kemungkinan bentuknya bujur sangkar. Ini termasuk yang sedang karena kita bisa lihat dari bagian dasar dan sedikit tubuh bangunan yang digali ini," ujar Koordinator Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, Agus Tijanto, Senin (28/9/2015).

6 Fakta Soal Penemuan Sisa Kerajaan Mataram Kuno di Semarang

Ekskavasi pada situs tersebut dilakukan sejak Jumat (25/8/2015) kemarin dan dilakukan hingga Selasa (29/8/2015). Ekskavasi dilakukan oleh empat orang pekerja, mulai dari pukul 08.00 WIB hingga sore pukul 16.00 WIB.

Penggalian tidak menggunakan alat berat, tetapi mengunakan alat manual agar situs tidak rusak.

(Baca juga: Puluhan Telur Dinosaurus Ditemukan di Guangdong China)

Situs kuno yang digali ini diperkirakan adalah situs Hindu peninggalan Kerajaan Mataram Kuno. Situs ini pertama kali ditemukan oleh Pusat Arkeologi pada tahun 1976 silam, tetapi belum sempat dilakukan ekskavasi. Baru pada tahun ini, ekskavasi pada situs tersebut dilakukan untuk dilakukan penelitian secara lebih mendalam.

"Tapi, untuk pastinya, situs peninggalan apa masih akan kita kaji di laboratorium dengan arang dan karbon," ujarnya.

Salah seorang pekerja ekskavasi, Asmuni (50), mengatakan, warga setempat semula tidak tahu ada situs peninggalan masa lampau. Warga hanya tahu tempat tersebut angker dan tidak banyak orang yang berani melewati tempat itu.

"Palingan kalau hari biasa ya saya yang lewat. Yang lain pada gak berani, katanya di sini banyak hantunya. Padahal, ada situsnya," ucapnya.

(Baca juga: Fosil Kucing Tertua di Dunia Ditemukan)

(nazar/regional.kompas.com)