Perjuangan tiga orang siswa SMPLB Muhammadiyah, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah yakni Surotun, Beni Harmoko serta Ita Lestari ini patut diapresiasi. Dalam keterbatasan fisik, mereka masih harus bersusah payah demi mengikuti ujian nasional (UN) SMP sederajat. Begini kisah perjuangan empat pelajar SMP berkebutuhan khusus demi Ujian Nasional 2015.
Awalnya, mereka nyaris gagal mengikuti UN pada hari pertama, Senin (5/4/2015), ini karena SMPLB tempat mereka sekolah belum mengantongi izin operasional. Oleh karena itu, mereka harus mengikuti UN di SLBN Ungaran.
"Kami harus bersiap lebih awal, start dari Susukan sekitar pukul 05.30 WIB. Sebab jarak ke Ungaran sekitar 40 kilometer," kata Suyanto, Kepala SMPLB Muhammadiyah Susukan saat ditemui di SLBN Ungaran.
Suyanto mengungkapkan, perjalanan menggunakan mobil pribadinya sempat terhambat akibat ban mobil pecah di wilayah Sruwen, Kecamatan Tengaran atau sekitar 11 kilometer dari Kecamatan Susukan. Agar ketiga siswa bisa mengikuti UN, terpaksa melanjutkan mereka harus melanjutkan perjalanan dengan bis umum ke Ungaran.
"Mereka sempat terlambat saat tiba di SLBN Ungaran. Beruntung tidak terlalu lama dan pelaksanaan UN baru jalan kurang dari 10 menit," imbuhnya.
Suyanto menambahkan, untuk mengantisipasi agar anak-anak didiknya dapat mengikuti pelaksanaan UN dengan lancar, rencananya, mulai Senin ini semua peserta asal SMPLB Susukan akan diinapkan di lingkungan SLBN Ungaran. Mereka akan diinapkan di asrama yang dipersiapkan untuk keempat siswa beserta dua guru pendampingnya selama pelaksanaan UN hingga Kamis mendatang.
"Dengan begitu, semua siswa dapat mengikuti UN hingga hari terakhir tanpa ada resiko terlambat," imbuhnya.
(Syahrul Munir/kompas.com, foto: tumblr.com)