Cameron kehilangan kedua orangtuanya, ia pun harus tinggal bersama bibi dan neneknya yang tegas. Ketika Cameron semakin dekat dengan temannya, Corey, bibinya mengirimkan dia ke sebuah perkemahan untuk para gay, dengan harapan ketika keluar mereka sudah berubah. Buku ini mengisahkan perjuangan Cameron selama di camp dan terinspirasi dari kisah nyata para remaja yang pernah masuk camp serupa.
Eleanor dan Park jatuh cinta karena sering ngobrolin musik dan komik di bus sekolah. Tapi keduanya susah banget buat bersama, soalnya Park adalah keturunan Korea dan mereka tinggal di Amerika pada tahun 1980 di mana rasisme masih sangat kental.
Ketika pulang dari sekolah, di depan pinru rumah Clay terdapat sebuah box. Isinya adalah kaset berisi curhatan teman sekolahnya yang belum lama ini bunuh diri, Hannah Baker. Di dalam box terdapat 13 kaset yang Hannah tujukan untuk 13 orang dalam hidupnya yang membuatnya memutuskan untuk bunuh diri.
(Baca juga: 10 Buku Mengharukan Untuk Penyuka The Fault In Our Stars (Bagian 2)
(foto: goodreads.com, tumblr.com)