Akseyna, mahasiswa Universitas Indonesia, sempat cerita kepada ibunya pada Januari 2015 kalau ia merasa kecewa karena tidak dikirimkan Olimpiade Biologi tingkat nasional. Sebelum ditemukan tewas mengambang di danau UI, ia sempat meninggalkan pesan agar enggak perlu mencarinya dan ia juga memohon maaf atas kesalahan-kesalahnnya. Hingga saat ini, polisi masih menduga apakah Akseyna meninggal karena bunuh diri atau dibunuh.
Di berbagai kota di dunia, ada pula remaja yang merasa depresi akibat tekanan prestasi di sekolah. Ini 5 remaja yang bunuh diri akibat depresi menghadapi ujian sekolah. Duh, jangan sampai kita tiru ya, girls! Seberapa galau dan stress-nya kita menghadapi ujian, kita harus tetap semangat dan berpikiran positif!
Ciri Dan Cara Mengenali Diri Kita Saat Depresi
Remaja asal Inggris ini ditemukan tewas gantung diri di daerah berhutan pada 2014 di usia 18 tahun. Sebelum meninggal, Amy menuliskan pesan yang berbunyi, "Untuk menghemat tenaga kalian menemukan jasadku, aku berada di sebuah pohon."
Sebelum ia meninggal, Amy juga sempat curhat via Twitter kalau ia cuma punya dua pilihan hidup. Pertama, tetap bertahan tapi ia akan gagal mengerjakan ujian bahasa Inggris. Kedua, pergi dari kehidupannya tapi ia juga akan tetap gagal mengerjakan ujian bahasa Inggris. Setelah diusut, alasan ia menghilangkan nyawanya sendiri adalah depresi ujian atau tes yang bakal dihadapi.
Karena stress dengan persiapan ujian, Nazik Kirac, remaja asal Turki, bunuh diri pada 2012 di usia yang baru genap 15 tahun. Ketika membangunkan untuk ujian, orangtua Nazik menemukan anaknya tewas gantung diri di kamarnya dengan menggunakan kabel.
Sebelum ia bunuh diri, Nazik meninggalkan sebuah pesan yang berbunyi, "Untuk keluargaku tercinta, aku enggak mau melakukan hal seperti ini. Aku juga ingin tinggal di dunia. Tapi aku gagal. Aku pergi ke tempat di mana kakek berada. Jangan pernah menangis untuk aku. Aku mencintai kalian semua."