Pelajaran Cinta Yang Bisa Diambil Dari Film Cinderella (2015)

By Ifnur Hikmah, Minggu, 15 Maret 2015 | 17:00 WIB
Pelajaran Cinta Yang Bisa Diambil Dari Film Cinderella (2015) (Ifnur Hikmah)

Kisah cinta Cinderella dan Pangeran memang romantis banget. Tapi... enggak hanya itu aja pelajaran cinta yang bisa kita tarik dari film Cinderella ini, girls. Cari tahu, yuk, pelajaran cinta apa saja yang didapat dari film Cinderella (2015) ini.

(Baca juga: 7 Pelaran Hidup Yang Bisa Diambil Dari Film Cinderella (2015))

Kadangkala, kita mencoba menjadi sosok orang lain di depan gebetan agar diterima. Padahal, yang sebaiknya kita lakukan adalah tetap dan bangga menjadi dirinya sendiri. jika gebetan benar-benar mencintai kita, dia pasti mau menerima apa adanya kita.

Seperti waktu Cinderella akhirnya mau ketemu sama Pangeran dan menjadi diri sendirinya, seorang perempuan miskin yang diperlakukan sebagai pembantu. Pangeran tidak mempermasalahkannya, karena yang dia cintai adalah keberanian dan kebaikan hati Cinderella. Pasti ada hal positif di diri kita yang mampu membuat cowok-cowok jatuh cinta sama kita.

Pangeran dijodohkan dengan putri dari kerajaan lain oleh ayahnya, sang Raja. Namun, dia menolak karena hatinya sudah dimiliki oleh cewek lain, yaitu Cinderella. Pangeran yakin kalau Cinderella adalah cewek yang paling pas untuknya, meski semua orang meragukan keputusannya. Jika kita sudah yakin dengan kata hati, untuk apa memikirkan pendapat orang lain? Belum tentu, kan, pendapat orang bisa bikin kita bahagia?

Pelajaran Cinta Yang Bisa Diambil Dari Film Cinderella (2015)

Banyak yang enggak menyangka kalau pangeran bisa jatuh cinta sama Cinderella, cewek yang biasa-biasa saja. Namun, pangeran dan Cinderella membuktikan cinta mereka. Kadang kita suka jiper atau minder duluan ketika suka sama cowok yang terlalu ganteng, terlalu pintar, cowok idola di sekolah, dan lain-lain, sedangkan kita hanya cewek biasa aja. Akibatnya, kita langsung mundur tanpa berniat mencoba PDKT. Enggak ada salahnya untuk saling kenal. Siapa tahu dia malah suka sama kesederhanaan kita, bisa jadi, kan?

(Baca juga: 5 Perbedaan Cinderella (2015) Dengan Dongeng Klasik Cinderella)