Dalam hidup, kita memang sering mengalami penolakan. Teman di sekolah enggak mengajak kita makan siang, kakak atau adik lupa ulang tahun kita, sampai ditolak gebetan. Sekarang, penolakan enggak hanya terjadi di dunia nyata, tapi juga dunia maya .Ini dia alasan kenapa social media bisa bikin sakit hati.
(Baca juga: 6 Fakta Tentang Depresi Akibat Social Media)
Kini kita punya Facebook, Twitter, Path, Instagram, dan berbagai bentuk social media lainnya. Meski media sosial itu memberi warna baru pada hidup kita, tapi kita juga jadi lebih sering mengalami penolakan.
Salah satu bentuk penolakan yang paling sering terjadi di dunia maya adalah saat undangan kita untuk menjadi "teman" di Path atau Facebook diacuhkan, atau saat teman yang kita kenal baik tidak mau menjadi "follower" di Twitter. Hal-hal semacam itu bisa membuat kita sakit hati.
(Baca juga: Seperempat Remaja Inggris Enggak Bisa Tidur Gara-Gara Social Media)
Seperti halnya di dunia nyata, penolakan ringan yang kita alami di media sosial seperti teman yang enggak mau memberi "like" atau "me-retweet" postingan kita, bisa membuat kita kesal.
Lebih jauh, penolakan di media sosial juga bisa meninggalkan rasa sakit yang lebih dalam. Misalnya saja saat mantan pacar mengubah statusnya menjadi "single" di Facebook. Ini bukan cuma menunjukkan ia secara resmi meminta putus, tetapi dengan melakukannya di depan publik, kita akan merasa dipermalukan. Tentu saja rasa sakit hatinya lebih dalam lagi.
(Baca juga: 3 Postingan di Social Media Yang Bikin Teman Sebal)
Kita para remaja juga sering kali di-bully di media sosial oleh teman-teman. Bullying semacam ini bisa berdampak sangat menyakitkan. Enggak berbeda sama jadi korban bullying di dunia nyata.
Alasan utama mengapa sebuah penolakan bisa menyakitkan adalah karena area tertentu di otak diaktifkan seperti halnya saat kita mengalami sakit fisik.
Inilah mengapa kita kerap merasa kecewa dan sakit hati saat teman yang selalu kita beri tanda "like" di Facebook" atau Path, enggak membalasnya dengan perlakuan serupa.
Area otak yang aktif tersebut membuat kita merasa enggak berdaya dan sangat sensitif sehingga kita merasa seolah-olah menjadi pecundang. Sebenarnya ini bukan karena kita orang yang emosinya lemah, tetapi otak kita memang didesain seperti itu saat menerima penolakan.
(Baca juga: Hate-Stalking Bisa Menyebabkan Depresi pada Remaja)
Untuk mencegah timbulnya rasa sakit hati yang sebenarnya enggak perlu, mungkin kita perlu mulai melihat sesuatu secara lebih luas. Misalnya, saat undangan pertemanan kita di Facebook ditolak, jangan langsung sedih. Barangkali ia memang sudah lama tidak masuk ke akunnya karena sedang sibuk.
Atau misalnya di Twitter. Dalam satu jam ada ribuan "kicauan" yang akan membanjiri lini masa. Jadi jangan kaget kalau tweet kita langsung terdorong sehingga enggak sempat dibaca teman.
Walaupun ada seribu alasan untuk merasa ditolak di social media, 99 persennya bukan disebabkan oleh hal yang personal. Mengira-ngira mengapa kita ditolak enggak cuma membuat kita sakit hati tapi juga membuat kita menyimpulkan sesuatu yang salah tentang seseorang. Akhirnya malah bikin pertemanan di dunia nyata yang baik-baik aja, jadi rusak. Daripada berburuk sangka, mendingan telepon atau ketemu langsung untuk bertanya kabar. Iya enggak, girls?
(Baca juga: Tips Move On Dan Menghadapi Rasa Sedih Dan Depresi)
(lusia/ female.kompas.com, foto: )