Masa Orientasi Siswa atau yang biasa dikenal sebagai MOS seharusnya jadi momen perkenalan dunia sekolah beserta lingkungannya. Tapi, yang terjadi di Indonesia MOS terkenal dengan kekerasan dan bullying dari senior kepada para siswa baru. Ini dia 5 bentuk kekerasan dan bullying dalam Masa Orientasi Siswa (MOS) di Indonesia.
Enggak jarang kita mendengar konsep MOS yang meniru pendidikan militer. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan bertema militer dan bernuansa kekerasan. Terkadang, enggak pandang jenis kelamin. Sayangnya, kebanyakan panitia MOS enggak mencari tahu lebih dalam soal konsep pendidikan militer.
Pengamat pendidikan Jimmy Paat mengutarakan kepada Tempo, "Saya rasa mereka tidak tahu esensi pendidikan militer. Mereka tidak pernah bertanya langsung pada instruktur militer dan belum pernah tahu tujuannya. Mereka hanya meniru dari luar."
MOS sering menjadi ajang unjuk senioritas. Tindakan kakak kelas yang termasuk bullying saat MOS antara lain menindas siswa baru secara verbal dan non verbal, mengancam siswa baru dan sebagainya.
Perilaku bullying seperti ini paling sering kita jumpai dalam berbagai MOS di Indonesia. Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh pernah mengimbau, seperti ditulis Sinar Harapan, yang harus ditanamkan selama MOS adalah nilai-nilai kemuliaan, nilai kasih sayang dan cinta kasih kepada sesame. Tujuannya adalah mencegah terjadinya siklus kekerasan dari senior ke junior.