Teman kita baru aja menjomblo. Eh... Seminggu kemudian, teman kita satu lagi juga ikutan jomblo. Tahu-tahu jadi satu geng menjomblo, deh. Mungkin tanpa kita sadari status jomblo itu bisa latah dalam geng. Jadi, benar enggak ya kalau status jomblo bisa menular dalam geng?
Ketika ada teman yang cukup dominan dalam geng lagi menjomblo, kita bisa ikut ketularan jomblo, lho! Kenapa? Teman yang dominan, atau bisa kita sebut sebagai 'bos geng', biasanya bakal lebih gampang mempengaruhi pikiran teman-temannya. Mungkin si dia enggak bermaksud bikin teman-teman yang lain jomblo. Ia cuma lagi pengin curhat aja soal enaknya jadi jomblo. Tapi, ternyata hal itu bikin kita mikir-mikir kalau jadi jomblo itu enak juga, ya... Hmm...
Gara-gara makin banyak yang jomblo dalam geng, kita jadi kepikiran kalau jadi jomblo itu seru juga, ya. Apalagi kalau kita dan teman-teman satu geng udah lama bersahabat baik. Biasanya, kita bakal merasa lebih terikat sama mereka dan berpikir kalau enggak ada salahnya buat menjomblo juga biar kompak. Eits... Ada aja yang mikir begitu, lho. He-he-he.
Enggak terlalu penting seberapa lama kita udah temenan sama geng kesayangan kita. Yang lebih penting adalah frekuensi ketemuan. Semakin sering ketemuan kita bakal bertukar cerita dan bertukar emosi lebih sering. Jadi kemungkinan besar, kita akan merasa kalau jadi jomblo itu lebih seru dan merasa berada dalam geng banget alias in group banget.
Nah, poin ini bisa jadi tahap lanjutan dari poin di atas di mana kita jadi enggak mau beda sendiri di dalam grup. Ada aja cewek atau mungkin kita sendiri yang mikir kalau enggak seru punya pacar sendiri di dalam geng. Kayaknya kita juga pengin punya kehidupan seru seperti teman-teman jomblo lainnya.
Tapi tenang... Ini bukan teori yang pasti, kok. Dan, enggak cuma jomblo yang menular dalam geng. Kalau ada teman kita yang jadian, hal itu juga bisa menular dalam geng, kok. Pelan-pelan bisa jadian semua, deh. Hi-hi-hi.
(foto: thoughtcatalog.com, hlntv.com, tumblr.com, hercampus.com, buzzfeed.com)