Tentang Hidup

By Astri Soeparyono, Sabtu, 14 Desember 2013 | 16:00 WIB
Tentang Hidup (Astri Soeparyono)

*          *          *

Narsha mulai tersadar saat ia merasa tubuhnya diangkat untuk dikeluarkan dari mobil. Narsha menyapu sekeliling dengan matanya yang buram. Mobil Dara menabrak pohon. Bagian depan mobil terbuka dengan bagian atasnya remuk dan mesin mobil mengeluarkan asap yang banyak.

            Narsha terduduk di tanah. Ia merintih kesakitan sambil memegangi kepalanya. Ia melihat hari sudah gelap. Matahari tak lagi menyapanya. Terlintas di pikirannya tentang Vino. Tentang janjinya pada Vino. Ia harus menemui cowok itu. Sekaligus memberitahukan tentang kondisi mereka berempat saat ini.

Narsha berdiri perlahan. Ia mencoba berjalan. Terpikir olehnya mengenai kondisi ketiga sahabatnya. Ia melihat Yuri, Dara, dan Sazy sedang diangkut dan sepertinya akan dibawa ke rumah sakit oleh warga sekitar. Narsha merogoh kantung celananya. Ia tidak menemukan ponsel dan dompetnya. Keduanya tertinggal di dalam tasnya yang berada di dalam mobil Dara. Narsha mencari-cari tasnya, namun ia tidak menemukannya. Ia harus memberitahukan keadaan mereka kepada siapa saja yang mereka kenal. Tidak ada pilihan lain. Rumah makan yang ditujunya berjarak dekat dari lokasi kejadian. Gadis mungil itu pun berlari bersama luka-luka yang tergores di tubuhnya.

Narsha berhenti. Rumah makan itu sudah tepat di hadapannya. Narsha menjejakkan kaki di sana. Suasana santai seketika menyambutnya. Sangat berbeda dengan suasana sebelumnya. Narsha menelusuri pandangannya ke segala sudut dan menemukan seorang cowok berkaos cokelat duduk di sebuah meja, terlihat manis dan rapi malam ini. Ia menghampiri cowok itu dan menduduki kursi yang ada di depannya.

            "Vino. Maaf aku telat. Aku tadi...." Narsha yang tadinya panik, seketika menghentikan omongannya. Vino tidak memperhatikannya. Vino hanya diam.

            "Vin! Vino!" Narsha memanggil lagi. Vino masih terdiam dan terus menatap kursi yang Narsha duduki.

            "Vino! Hellooo...." Narsha melambaikan tangannya ke wajah Vino. Tidak ada respon apa pun dari Vino. Seakan Vino tidak menyadari kehadirannya.

Narsha melihat sebuah mawar putih terletak rapi di atas meja mereka. Di sebelahnya terletak sebuah kotak musik. Narsha tersenyum menatap Vino.

Vino masih terdiam. Sudah satu jam ia menunggu. Narsha gadis yang disiplin. Ia tidak pernah telat, apalagi selama ini. Ponselnya pun tidak dapat dihubungi. Ia sudah mencoba menghubungi Yuri, tapi ponsel Yuri juga mati. Kekhawatirannya membuatnya bingung dan termenung, menunggu jawaban yang entah kapan datangnya.

Narsha ikut terdiam. Tangannya tergerak untuk mengambil mawar putih yang ada di hadapannya, meskipun ia tidak tahu apakah mawar itu akan diberikan Vino untuknya atau tidak. Namun, tangannya terhenti ketika ia mendengar Vino memanggilnya.

"Narsha." Vino tersentak lembut dari lamunannya sambil menyebut nama Narsha. Namun, setelah itu, Vino tidak merespon apa pun. Seolah-olah ia tidak melihat Narsha.