Fareedya berjalan dengan langkah cepat. Mukanya asem, bibirnya manyun. Kelihatan banget kalau dia lagi kesel berat. Dia menendang kaki mejanya, baru kemudian duduk menopang dagu.
Fani menghampirinya. "Tuh bibir manyun kenapa?" tanya Fani.
"Kejedot pintu!" jawab Ree asal.
"Lah kenapa pintu pakai dicium-cium segala?"
Ree jadi tambah kesal. "Lo tuh o'onnya kelewat akut yah? Gue lagi kesel tauuu!"
Fani gemes, dan mencubit lengan temennya itu.
"Aww!!" jerit Ree. "Apaan sih? Enggak usah bikin gue tambah kesel, deh!".
"Abisnya lo kenapa, sih? Datang-datang mukanya ditekuk gitu?".
"Itu, si Galih! Enggak bosen-bosennya dia bikin gue malu! Damn!!"
"Gue heran, dia kok kayaknya benci banget sama lo?"
"Ih, kok tanya gue, tanya tuh ke dia! Gue aja enggak ngerti kenapa tuh orang benci sama gue."
"Trus lo mau gimana sekarang?"