2 Jam, 22 Menit, 2 Detik

By Astri Soeparyono, Kamis, 4 Agustus 2011 | 16:00 WIB
2 Jam, 22 Menit, 2 Detik (Astri Soeparyono)

masuk perguruan tinggi, dan banyak lagi.

          Di saat yang bersamaan, Ilouka menghitung

waktunya untuk ini. Untuk hari saat aku

menyerah pada takdir. Harusnya jangan

menyerah dulu...Harusnya jangan pulang

dulu, Ilouka...

Dan semuanya menjadi gelap sekaligus

sesak secara bersamaan.

***

          "Ilouka gimana kabarnya sekarang?" Kara membuyarkan lamunanku yang sudah terbang ke mana-mana. Aku tidak mau beranjak begitu saja dari lamunanku. Lamunan ini penting untuk dilamunkan. Di dalamnya penuh berisi hitungan waktu. Satu hari menuju SIMAK UI, 25 hari menuju UTUL UGM, dan 55 hari menuju UN. Bermacam-macam startegi ada di benakku yang sudah sesak oleh pelajaran. Nanti malam belajar matematika matriks, besok ikut try out di tempat bimbel, dan seterusnya, dan seterusnya, lalu seterusnya lagi sampai semua cita-citaku tergapai.

          "Ilouka gimana kabarnya sekarang? Kamu tahu enggak?" Kara mengulang pertanyaannya sekali lagi. Dengan gemas ia menepuk pipiku. Terpaksa aku bangun dari lamunanku.