Menurut situs AirDisaster.com, ada tiga kisah pesawat yang mendarat darurat di air.
Pesawat US Airways penerbangan 1549 berhasil mendarat darurat di Sungai Hudson, perbatasan New York City dan New Jersey, Amerika Serikat, pada 15 Januari 2009. Pesawat yang diterbangkan dari New York City ini langsung didaratkan darurat oleh pilot Chesley B. Sullenberger ketika mesin pesawat rusak akibat kawanan burung berterbangan. Tragedi ini memang disebabkan oleh waktu lepas landas pesawat yang bertepatan dengan kawanan burung terbang saat itu. Penumpang dan kru yang berjumlah 155 orang berhasil diselamatkan.
Pesawat Ethiopian Airlines penerbangan 961 dibajak pada 1996. Saat itu, kondisi pesawat sudah mulai kehabisan bensin. Pilot hendak melakukan pendaratan darurat di Samudera Hindia dekat Pulau Comoros saat itu. Tapi, aksinya dihalangi oleh teroris yang hendak merebut ruang kokpit. Pendaratan darurat pun enggak berjalan mulus dan menyebabkan pesawat menjadi pecah. Sebanyak 125 penumpang tewas, tapi 50 penumpang berhasil diselamatkan.
Pesawat Garuda juga pernah mengalami pendaratan darurat. Pada 16 Januari 2002, Garuda Indonesia penerbangan GA 421 rute Mataram-Yogyakarta mendarat darurat di Sungai Bengawan Solo. Penyebabnya adalah cuaca buruk dan mesin pesawat mulai mati. Pilot Abdul Rozak segera mengambil keputusan untuk mendaratkan pesawat di sungai. Sebanyak 60 penumpang berhasil diselamatkan, tapi satu pramugari meninggal dunia.
(nana, foto: telegraph.co.uk, imgarcade.com, airdisaster.com, natgeo-gifs.tumblr.com)