Analisis Cuaca di Lokasi Terakhir Pesawat AirAsia QZ8501

By Astri Soeparyono, Minggu, 28 Desember 2014 | 17:00 WIB
Analisis Cuaca di Lokasi Terakhir Pesawat AirAsia QZ8501 (Astri Soeparyono)

Analisis cuaca yang dilakukan oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) menguatkan dugaan pesawat AirAsia QZ8501 gagal menghindari awan tebal cumulonimbus yang berada pada rute penerbangannya.

Keberadaan awan kumulonimbus dalam pesawat jenis Airbus A320-200 tersebut sebelumnya dinyatakan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika saat dihubungi Kompas.com, Minggu (28/12/2014).

(Baca juga: 6 kasus pesawat hilang secara misterius dalam sejarah)

Analisis Cuaca di Lokasi Terakhir Pesawat AirAsia QZ8501

Kepala Pusat Meteorologi Penerbangan BMKG, Syamsul Huda, mengungkapkan bahwa sejak lepas landas dari Surabaya, AirAsia QZ8501 terbang dalam kondisi cuaca berawan. Saat sampai di wilayah antara Belitung dengan Kalimantan, pesawat menghadapi cuaca yang lebih buruk.

Wilayah di antara Belitung dan Kalimantan adalah lokasi terakhir pesawat terdeteksi seperti yang dinyatakan oleh Flightradar24 dan pemerintah Indonesia dalam keterangan pers hari ini.

"Pesawat menghadapi awan yang sangat tebal di lokasi (antara Belitung dan Kalimantan). Berdasarkan data, ketinggian puncak awan kumulonimbus yang dihadapi pesawat 48.000 kaki," kata Syamsul.

(Baca juga: Tiga pesawat Malaysia yang kecelakaan di tahun 2014)

Analisis Cuaca di Lokasi Terakhir Pesawat AirAsia QZ8501