Bongkar Mitos Cokelat

By Astri Soeparyono, Jumat, 8 Maret 2013 | 16:00 WIB
Bongkar Mitos Cokelat (Astri Soeparyono)

Siapa yang tidak tergiur dengan kelezatan cokelat? Mulai dari cokelat batangan, truffle, ataupun hot chocolate. Rasanya yang manis-pahit tentu membuat makanan satu ini populer di banyak kalangan.

Tapi, tak sedikit juga yang jadi takut untuk mengkonsumsi cokelat karena berbagai mitos yang belum tentu benar tentang cokelat. Biar enggak bingung dan merasa bersalah saat mengkonsumsi cokelat, ada baiknya kita mencari tahu dulu berita yang benar tentang cokelat. Yummy!

Penelitian dalam dua puluh tahun terakhir ini telah mengeliminasi cokelat sebagai penyebab jerawat. Diyakini, jerawat disebabkan oleh kombinasi dari kadar bakteri yang tinggi dan minyak berlebih pada kulit wajah.

Setiap makanan yang dikonsumsi secara berlebihan tentu dapat memicu kenaikan berat badan. Asal dikonsumsi sesuai aturan, cokelat bisa menyehatkan tubuh kita, kok! Pilih cokelat jenis  dark chocolate karena mengandung lebih banyak zat gizi dibandingkan cokelat jenis lain.

Gigi berlubang terbentuk ketika bakteri dalam mulut memetabolisme gula dan pati dari setiap jenis makanan yang kita konsumsi untuk menghasilkan asam. Asam ini kemudian mengikis habis enamel gigi, sehingga menyebabkan gigi berlubang. Cokelat justru mengandung antioksidan flavanol yang berfungsi memperlambat pembentukan plak dan karang gigi. Kuncinya, rajin menggosok gigi sehabis makan dan sebelum tidur.

Di dalam cokelat terdapat sejumlah zat, seperti caffeine, theobromine, methyl-xanthine dan phenylethylalanine yang berfungsi mengontrol hormon kortisol (hormon pemicu stres) agar tetap berada di level normal. Enggak heran banyak orang mengkonsumsi cokelat untuk mendapatkan perasaan rileks dan tenang.

(ella, foto: hypnosis-health.co.uk)