Tips Menghadapi Sikap Pacar Yang Memicu Kekerasan Atau Abuse

By Marti, Selasa, 22 Juli 2014 | 16:00 WIB
Tips Menghadapi Sikap Pacar Yang Memicu Kekerasan Atau Abuse (Marti)

Bagaimana ya cara menghadapi sikap pacar yang memicu kekerasan atau abuse? Abuse bisa terjadi dimana dan kapan saja girls. Termasuk bisa dilakukan siapa saja walau mereka sangat dekat dengan kita. Saat kita mengalami hal ini dan pelaku kekerasan tersebut ternyata pacar kita sendiri, ada beberapa hal yang harus kita antisipasi supaya keadaan enggak semakin buruk. Apa saja ya tips menghadapi sikap pacar yang memicu kekerasan atau abuse?

Baca juga: Waspada Kekerasan Dalam Pacaran Part 1 dan Part 2

Saat pacar kita melakukan hal buruk atau berkata menyakitkan hati kita, tegur mereka. Bilang kepada mereka kalau perbuatan mereka menyakiti hati kita. Bisa bilang kepada mereka seperti, "Perkataan kamu jahat banget," atau "Kamu harus berhenti bersikap kayak gini." Kalau kita kesulitan menegur mereka karena takut dia semakin marah, justru sikap ini enggak akan merubah keadaan apapun. Walau dia hanya melakukan kekerasan emosional, coba lebih berani menegur mereka saat melakukan hal yang salah.

Baca juga: Hati-Hati Jebakan Cowok Drama King

Sebaiknya tunggu saat emosi dia mereda untuk berbicara serius soal hal ini. Beritahu kepada mereka hal ini mengganggu kita. Mungkin dia akan memberikan komentar yang menyakiti hati kita saat kita membicarakan ini. Atau berubah menjadi manis supaya kita enggak putus dengannya. Tapi, apapun yang akan dia lakukan nanti pastikan sikapnya enggak terulang. Kita bisa memutuskan putus, kalau menurut kita enggak ada jaminan rasa aman di masa yang akan datang.

Saat dia menyerang kita, bukan berarti kita harus menyerangnya kembali. Kalau dia menyulut masalah dan bikin kita emosi cuek saja.

Baca juga: Alasan Kenapa Cowok Milih Diam Saat Marah dan 5 Tanda Pacaran Kita Enggak Sehat

Coba intropeksi dan jujur dengan diri kita sendiri. Apa yang membuat kita bertahan walau diperlakukan enggak baik. Apa pacar kita memperlakukan kita seenaknya, egois dan menyerang kita secara emosional, fisik atau bahkan seksual? Kalau dia melakukan kekerasan dan sering menyakiti kita, ada baiknya kita move on dan melepaskannya meski sulit. Beritahu orangtua, guru dan sahabat supaya bisa mendukung dan melindungi kita darinya.

Coba minta waktu buat menjaga jarak sementara waktu. Sikap ini kita lakukan supaya saling intropeksi dan memperbaiki kesalahan masing-masing. Kalau dia menolaknya, tetap bersikeras dengan keputusan kita. Dan apabila dia mengancam putus, kita bisa menggunakan momen ini supaya benar-benar lepas dari dirinya. Move on yuk!

(stefanie, foto: goodreads.com)