Kisah Bullying Paling Menyayat Hati

By Marti, Selasa, 3 Desember 2013 | 16:00 WIB
Kisah Bullying Paling Menyayat Hati (Marti)

Bullying memang tindakan yang sangat berbahaya. Bahkan, ada yang memilih untuk bunuh diri karena enggak tahan dengan perlakuan bullying ini. Kita simak, yuk, kisah-kisah bullying yang sangat sedih ini agar kita lebih peduli lagi dengan isu bullying. Dan, tentunya mulai berusaha untuk mencegah aksi ini agar enggak terjadi lagi.

Sebelum bunuh diri karena enggak tahan terus-terusan di-bully, Carlos Vigil, 17 tahun, menulis surat tentang perasaannya dan di-posting di akun Twitter-nya. Sang ayah yang melihat postingan itu buru-buru pulang tapi dia terlambat dan mendapati Carlos sudah meninggal. Carlos yang berasal dari New Mexico, Amerika Serikat ini mengalami bullying selama tiga tahun karena dianggap gay, berjerawat dan memakai kacamata. Lebih tragisnya lagi, di hari Carlos bunuh diri, sang ayah sedang berbicara dengan pemerintah di sana agar mengeluarkan peraturan untuk menghukum pelaku bullying.

"Dear Santa. Aku pengin mobil-mobilan dan helikopter, tapi aku enggak mau hal itu lagi. Anak-anak di sekolah terus memperlakukan Amber dengan buruk dan itu enggak adil. Aku telah berdoa pada Tuhan tapi sepertinya Dia sibuk dan aku butuh bantuanmu."

Seorang anak berumur delapan tahun, Ryan, menulis surat kepada Santa karena enggak sanggup melihat perlakuan buruk teman-temannya kepada saudara kembarnya, Amber. Amber sering di-bully karena bertubuh gemuk dan sangat aktif. Beruntung Amber punya saudara kembar seperti Ryan yang jujur kepada ibunya tentang perlakuan buruk teman-temannya kepada Amber sehingga ibunya langsung mengambil tindakan untuk menyelamatkan Amber dari bullying ini.

Whitney Kropp, 16 tahun, diberitahu kalau dia terpilih sebagai ratu di pesta homecoming. Ternyata, itu cuma bercandaan geng populer di sekolah yang suka mem-bully Whitney. Whitney yang sudah terlanjur berdandan cantik untuk gelar itu, dengan berani berjalan ke tengah-tengah lapangan Ogemaw Heights High School, tempat pesta itu diadakan. Tindakannya membuat banyak orang jadi tersentuh dan lebih dari seribu orang yang datang untuk mendukungnya. Dan, pemerintahan lokal juga membantunya membiayai gaun dan sepatu, perawatan salon, dan makan malam setelah homecoming.

Jade Stringer, 14 tahun, ditemukan meninggal karena gantung diri setelah di-bully selama bertahun-tahun. Menurut teman-temannya, Jade di-bully karena terkenal cantik dan aktif di sekolah. Ironisnya, selama ini Jade aktif banget melakukan kampanye anti bullying di sekolahnya, Haslingden High School di Lancashire.

Enggak bisa terima anaknya, McKenna, mendapat komen negatif dari teman sekolahnya di Facebook, Debbie Piscitella mencekik pelaku bullying ini di mall. Sebelumnya, Debby sudah mengadu ke sekolah dan polisi karena cyberbullying ini, tapi enggak mendapat tanggapan. Ketika berhadapan langsung dengan pelaku bullying itu, Debbie mengaku sangat emosi sehingga refleks mencekik si pelaku.