Ruginya Jadi Cewek Posesif

By Astri Soeparyono, Sabtu, 27 April 2013 | 16:00 WIB
Ruginya Jadi Cewek Posesif (Astri Soeparyono)

Cemburu biasanya muncul kalau kita mulai merasa terancam sama sesuatu atau seseorang di kehidupan pacar yang enggak kita ketahui atau enggak melibatkan kita. Kalau orang posesif bakal merasa cemburu tanpa faktor pemicu apapun.

Biarpun pacarnya enggak pernah melakukan apa-apa yang bisa bikin dia curiga, dia bakal tetap cemburu. Posesif kayak gini nih yang bikin hubungan enggak sehat atau malah jadi rusak.

Biar enggak keselip jadi cewek posesif, coba bandingkan bedanya. Dan pastikan kita enggak masuk dalam jajaran cewek-cewek posesif. Rugi gals, bukannya tambah sayang, bisa-bisa cowok kita malah kabur.

Setiap orang pasti akan kesal dan marah kalau merasa enggak dipercaya. Kasarnya nih, sikap kita itu menunjukkan kalau kita enggak percaya bahwa dia benar-benar sayang sama kita. Lama-lama dia akan merasa bosan terus-menerus harus berusaha meyakinkan kita kalau dia beneran sayang. Dengan memberi dia izin pergi tapi tetap menelepon untuk ngobrol (jangan sampai kelihatan kayak lagi ngecek yaaa), dia bakal mikir, "Cewekku perhatian banget sih!)

Ini dia nih hal yang kadang kita lupakan, kita pikir, pas kita pacaran sama seseorang, kita berhak buat ngobrak-abrik privacy-nya dia. Padahal, kita sendiri bete kalau cowok kita kepo. Selain bikin berantem, mengganggu privacy juga punya side effect. Dari situ, kita 'ngajarin' pacar buat main kucing-kucingan. Karena enggak pengin dicurigai, dia jadi sering bohong deh. Kita sendiri kan yang rugi.

Cowok butuh waktu untuk main sama teman-temannya. Itu salah satu hal yang bikin mereka senang. Kalau kita selalu melarang dia bakal merasa terkekang dan enggak nyaman lagi sama kita. Daripada gitu, mending kita kompromi aja. Cari kegiatan yang bisa kita lakukan tanpa dia (baca: yang sebenarnya malas dia lakukan, seperti ke salon atau shopping), lalu baru deh ketemuan setelah itu. Dengan begini, dia bakal melihat kita sebagai cewek aktif yang punya kehidupan sendiri dan enggak selalu tergantung sama dia. You know what, guys love that!

Pacar kita kan bukan operator telepon, masa dia harus selalu sigap nungguin dan ngangkat telepon selama 24 jam penuh? Siapa tahu dia lagi ngobrol sama ortunya, atau kesusahan parkir. Jadi maklum-maklum aja kalau kadang telepon kita enggak diangkat atau dia balas SMS agak lama. Jangan sampai mereka merasa seperti dipenjara dengan pacaran sama kita. Nanti dia kabur, lhooo...

Pacaran enggak berarti seluruh kehidupan kita yang lainnya berhenti. Justru kita harus bangga kalau pacar kita terus mengembangkan dirinya, baik lewat ekskul, les, atau kegiatan-kegiatan sosial lainnya. Tunjukkan kalau kita pacar yang supportive. Lagipula, memang gitu kan seharusnya pacaran yang sehat? Bikin masing-masing pihak jadi orang yang lebih baik.

Siapa tahu ini adalah acara pribadi keluarga mereka. Kalau kita maksa ikutan, bisa jadi keluarganya enggak terlalu suka (kecuali kalau keluarganya sendiri yang mengajak kita buat ikutan). Padahal, pendapat keluarganya kan penting banget. Jangan sampai gara-gara ini kita malah kehilangan restu dari keluarganya.

(naomi/ruth, foto: digitalspy.com)