Enggak cuma hobi dan jago memainkan alat musik dan bikin lagu, ketiga cowok asal Brisbane, Australia, ini juga handal dalam urusan memasak. Coool!
Sejak SMA, Sean, Dan dan Lach sudah jatuh cinta sama musik. Di tahun 2007, kecintaan mereka pada genre indie rock/power pop dan keinginan untuk memainkannya secara live berhasil menyatukan mereka jadi sebuah band. Dan, sang drummer, bilang nama Last Dinosaurs diambil dari salah satu judul lagu band The Pillows yang suka dia dengarkan waktu SMA dulu.
Setelah terbentuk mereka langsung merilis beberapa lagu secara independent. Mereka selalu pengin bikin musik yang menonjolkan keahlian bermusik setiap member yang catchy, bermakna, dan enggak gampang basi. Mereka pun berhasil menuangkan keinginan itu ke album pertama mereka In A Million Years (2012). Debut album dan single berjudul Honolulu bikin mereka hits di Australia sampai ke Jepang.
Sayangnya, band yang sempat tampil di Indonesia, Juni lalu ini, harus kehilangan Sam, sang bassist, yang keluar pada 23 Juli lalu. Tapi, hal ini enggak bikin mereka jadi malas berkarya, soalnya sekarang mereka lagi sibuk menggarap album baru.
"Yes it will definitely sound different. Kami semangat banget, walaupun belum tahu hasil akhirnya akan seperti apa. Tapi kami sudah mulai menemukan konsep buat album ini secara perlahan," jelas Last Dinosaurs.
Kalau lagi engak bikin musik atau tur, ketiga cowok Australia keturunan Jepang ini ngaku suka menghabiskan waktu dengan bermain sepeda. Belakangan ini Dan dkk punya hobi baru, yaitu memasak! Mereka suka browsing resep di internet dan mempraktekkannya.
"Aku rasa kami semua koki yang baik, sama jagonya. Lach jago banget bikin masakan Jepang, tapi masakan dia yang paling enak adalah Beef Stew (semacam daging sapi kuah). Sedangkan Sean, jago bikin kari dan paling enak bikin Chicken Yakitori. Mereka berdua chef yang oke. Kalau aku, sih, bikin apa saja," tutur Dan.
Members: Sean Caskey (21, lead vocals and guitar), Dan Koyama (21, drums), Lachlan Caskey (18, lead guitar)
Twitter: @lastdinosaurs