Hidup Himchan selalu dikelilingi oleh musik. Cowok kelahiran 19 April 1990 ini pertama mengenal musik dari kakak ceweknya yang selalu bermain piano. Setelah masuk SD, kesukaannya pada alat musik berubah dari piano jadi biola. "Gara-gara temanku, kelas satu SD aku belajar main biola selama enam tahun. Aku senang banget belajar musik," lanjutnya.
Semasa sekolah Himchan termasuk anak yang badung, sering jahil di kelas dan enggak terlalu perhatian sama pelajaran sekolah. Satu-satunya yang bisa membuatnya fokus hanya musik. Himchan berhasil jadi siswa di sekolah elit milik pemerintah yaitu Gukak National middle School dan National Tradional Music High School. Keduanya merupakan sekolah yang jadi pusat pendidikan seni di Korea. Belajar di sekolah ini enggak perlu bayar sama sekali.
Untuk masuk ke Gukak National Middle School enggak bisa sembarangan, lho. Harus melewati tes penempatan dulu. Dasar berbakat musik, dia langsung diterima. Di SMP-nya ini 90% pelajarannya musik dan Himchan jadi ketagihan belajar.
"Aku benar-benar jatuh cinta sama musik. Aku bahkan enggak jahil lagi. Itu saat aku serius belajar sendiri dan ingin meningkatkan kemampuan musikku," ucap Himchan yang mendalami daegeum (alat musik tiup). Dia juga sempat ikut kompetisi Walau enggak menang tapi ini makin membuat Himchan semangat belajar.
Ketika masuk SMA, dia mantap melanjutkan ke sekolah seni. Sayangnya sekolah yang dia incar, National korean Traditional Music, enggak punya jurusan daegeum. Jadilah Himchan yang saat tes masuk SMA memilih bermain janggu (gendang tradisional korea yang dipukul dengan dua tongkat).
Masa SMA boleh dibilang masa yang berat sekaligus menyenangkan. Sekolahnya hanya terdiri atas 150 siswa dengan 17 siswa cowok. Himchan pun jadi dikenal sebagai cowok ganteng di SMA-nya, hi-hi-hi. "Beda banget, deh, antara masa SMP dan SMA. Di kelasku cuma ada tiga cowok! Aku rasa sisi femininku jadi tumbuh di masa itu."
Saat SMA juga Himchan mendapat tawaran ikutan casting dan bergabung dengan agency-nya yang sekarang. "Sejak kelas dua SMA sudah ada yang menawari tapi aku tolak. Cita-citaku mau terus kuliah serius di jurusan musik. Tapi setelah kelas tiga aku mikir-mikir lagi dan aku terima."
Masih dengan tekad yang sama: cinta pada musik, Himchan membagi waktu antara training dan ujian masuk universitas. Pilihannya adalah Korean National University of the Arts, jurusan musik tradsional. Dia merelakan waktu tidurnya hanya dua sampai tiga jam aja. "Masuk ke Korean National University of Art itu 100% ditentukan oleh skill kita. Rasanya ada dewi keberuntungan sedang berpihak padaku sehingga aku bisa diterima."
Sekarang Himchan sudah menjalani tahun kedua di kampusnya. Karena kesibukannya di B.A.P dia mengambil cuti dulu. Sampai sekarang Himchan masih bangga setiap mengenang usahanya masuk ke universitas. Dia juga enggak menyesal masuk ke jalur musik pop modern (Kpop).
"Aku mendalami musik tradisional Korea karena aku suka tampil di panggung, dan aku rasa musik yang aku jalani sekarang juga sama, membuat aku bisa tampil di panggung. Mempelajari musik tradisional Korea membuat aku sadar, aku enggak jadi berpihak pada satu jenis musik aja."