Ada film baru yang wajib buat ditonton di akhir pekan ini, nih. Judulnya The Finest Hours. Film yang dibintangi oleh Chris Pine dan Casey Affleck ini berangkat dari kisah nyata yang terjadi tanggal 18 Februari 1952. Diceritakan bahwa badai besar yang terjadi di Massachusets, Amerika Serikat, menyebabkan dua kapal tanker terbelah, Fort Mercer dan Pendleton. Sebagian kapal Pendleton terancam karam, tapi kepala mesin, Raymons Sybert mengarahkan 32 awak kapal yang tersisa untuk membawa potongan kapal tersebut ke laut dangkal sambil menunggu datangnya bantuan.
(Baca juga: 7 Foto Asli Penyelamatan Kapal Pendleton Yang Diangkat Menjadi Film The Finest Hours)
Keberadaan kapal tersebut diketahui oleh penjaga pantai di Chatham Lifeboat Station. Bernie Webber, bersama tiga orang kru, membawa kapal kecil yang disebut CG36500 untuk menyelamatkan sisa kapal Pendleton. Mereka harus menerjang badai dan ombak tinggi, sesuatu yang selama ini diragukan. Proses penyelamatan ini tercatat sebagai salah satu penyelamatan paling heroic di dalam sejarah coast guard Amerika Serikat.
Bukan hanya menghadirkan aksi yang menegangkan dan bikin haru, ada banyak pelajaran penting di dalam film ini yang dapat kita ambil. Berikut lima pelajaran penting dari film The Finest Hour yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kapal CG36500 memang tergolong kecil. Menggunakan kapal tersebut untuk aksi penyelamatan dianggap sebagai misi bunuh diri. Bernie diperingatkan temannya untuk berpura-pura mundur dari misi tersebut. Namun, Bernie yang memegang erat tugasnya sebagai seorang coast guard tidak mau menyerah. Dan, kapal kecil tersebut berhasil membuktikan kalau dia bisa menjadi pahlawan. Sehari-hari, kita sering menganggap remeh hal kecil, tanpa mau mencobanya. Siapa tahu, hal kecil malah memberikan hasil besar kepada kita, seperti yang dialami Bernie.
(Baca juga: 8 Film Nominasi Oscar 2016 Yang Diangkat Dari Kisah Nyata)
Meskipun misi tersebut dirasa mustahil, hal itu enggak membuat Bernie menyerah. Dia tetap berusaha mengendalikan kapalnya meski tanpa kompas. Di lain sisi, kru Pendleton juga tidak mau berdiam diri begitu saja. Di bawah arahan Sybert, mereka tidak menyerah dan terus berusaha mencari lautan dangkal sambil menunggu bantuan datang.
Setelah melewati perjalanan yang lumayan panjang, di bawah terjangan ombak dan badai, kapal CG36500 kehilangan kompas sehingga mereka tidak tahu arah. Salah satu kru, Richie, menyarankan Bernie untuk balik arah. Namun, Bernie menolak. Dia merasa sudah berjalan terlalu jauh dan wajib untuk menyelesaikan apa yang sudah dimulai.
Di tengah-tengah situasi krisis, seringkali kita jadi egois dan ingin menyelamatkan diri sendiri. Misalnya Brown, salah satu kru Pendleton yang ingin menyelamatkan diri dengan cara naik sekoci. Sybert sudah memperingatkan bahwa hal tersebut berbahaya dan dia membutuhkan semua kru agar bisa membawa sisa kapal tersebut. Lewat film ini, kita bisa belajar bahwa kerjasama dalam tim adalah hal yang dibutuhkan agar tim kita bisa selamat, meskipun saat berada di tengah situasi genting.
(Baca juga: 4 Pelajaran Hidup Yang Dapat Diambil Dari Film In The Heart of The Sea)
Bernie terkenal sebagai seseorang yang mematuhi peraturan. Namun berada di tengah laut membuatnya berani membuat keputusan penting, sekalipun itu melanggar aturan. Seperti menolong semua kru Pendleton yang berjumlah 32 orang di dalam kapal yang hanya bisa memuat 12 orang. Begitu juga ketika atasannya meminta dia menuju ke kapal lain dibanding kembali ke Chathan Lifeboat Station. Bernie malah melanggar peraturan tersebut karena itu tidak masuk akal dan memilih untuk mencari daratan mana pun tempat mereka bisa mendarat. Dia akhirnya berhasil membawa kapal tersebut sampai dengan aman di Chatham.
(Foto: comingsoon.net, tumblr.com, nydailynews.com)