Apakah kita terkena depresi? Untuk tahu jawabannya, kenali dulu tanda-tandanya.
Kehilangan minat terhadap sesuatu yang biasanya membuat kita tertarik dan senang saat melakukannya. Seperti berhenti melakukan hobi, jalan bareng teman, atau melakukan olahraga yang disuka.
Merasa sedih terus menerus, bahkan tanpa mengetahui penyebabnya.
Susah tidur sehingga sering telat bangun. Akibatnya jadi terlambat ke sekolah dan kurang semangat dalam menjalankan aktivitas keesokan harinya. Atau bisa juga sebaliknya, tidur terlalu lama tapi masih merasa mengantuk.
Perubahan pola makan yang berakibat ke perubahan bentuk fisik tubuh secara drastis, seperti bertambah gemuk atau tambah kurus.
Di menit ini kita bisa aja marah-marah, lalu menit berikutnya akan menangis. Kadang enggak menyadari penyebabnya dan membuat kita enggak bisa merasa tenang dalam jangka waktu lama.
Bahkan untuk hal sederhana, seperti membaca dan menulis, akan terasa sulit karena enggak bisa berkonsentrasi.
Jika muncul pemikiran "aku enggak peduli jika aku enggak bisa bangun lagi" atau "orang lain akan lebih bahagia kalau aku enggak ada", maka kita harus berhati-hati.
Selain diri sendiri, orang lain juga bisa melihat apakah kita terancam kena depresi atau enggak. Jika teman mulai berkomentar tentang hal berikut, kita harus berhati-hati, nih.
- Memperingatkan kita untuk berhenti mengeluh dan menganggap diri sendiri kurang berarti.
- Berkomentar kalau kita jadi lebih lamban dalam mengerjakan sesuatu, bahkan untuk hal sederhana seperti berjalan.
- Menganggap kita jadi terlalu pesimis.
- Sering melihat kita sakit-sakitan, seperti sakit kepala atau sakit perut. Tapi ketika diperiksa, kita dinyatakan sehat-sehat saja.
- Memperingatkan kita untuk lebih bersosialisasi karena lebih sering menyendiri.
(iif, foto: independent.co.uk)