10 Panduan Menggunakan Media Sosial

By Marti, Minggu, 20 April 2014 | 16:00 WIB
10 Panduan Menggunakan Media Sosial (Marti)

Girls, media sosial sekarang jadi salah satu teknologi yang enggak bisa lepas dari kehidupan kita. Di mana pun, kapan pun, bersama siapa pun, kita pasti akan menyempatkan diri untuk update status atau unggah foto baru dan sebagainya. Walau media sosial mempermudah hidup kita dalam berkomunikasi dan bersosialisasi, ada dampak negatif juga dari itu. Misal, cyberbullying, frenemy di media sosial, dan sebagainya.

Salah satu cara untuk menghindari dampak negatif tersebut datang dari diri kita sendiri. Makanya, penting banget buat jadi pengguna media sosial yang baik. Nah, menurut situs Tricycle, ada 10 panduan sederhana buat para pengguna media sosial dalam beraktivitas di dunia maya.

Pertama, kita wajib mengenali kebutuhan kita menggunakan media sosial. Menurut Doug Firebaugh, ada tujuh kebutuhan psikis yang kita cari di situ: pengakuan, perhatian, persetujuan, penghargaan, jaminan, sambutan, dan inklusi. Jadi, ketahui dulu apa sebenarnya tujuan kita memakai media sosial.

Setelah mengenali tujuan dan kebutuhan kita, baru deh kita coba capai itu dengan menjadi diri kita apa adanya. Tapi... jangan sampai kita mengubah kepribadian kita hanya untuk mendapat popularitas semata. Yang terpenting adalah jadi diri sendiri, kalau kita merasa terpaksa berarti itu mungkin bukan kebutuhan media sosial kita yang sesungguhnya.

Nah, sebelum posting ke media sosial entah itu Facebook, Twitter, Path, Instagram, dan sebagainya, kita wajib bertanya pada diri sendiri dulu. Apakah posting-an itu benar? Apakah ini hal yang baik? Soalnya, terkadang kita suka update atau unggah sesuatu tanpa mempertimbangkan bagaimana posting itu akan mempengaruhi pengguna media sosial yang lain.

Enggak ada salahnya juga kalau kita sesekali bikin random postings entah itu meme, foto, status yang bisa bikin pengguna lain tersenyum. Intinya, bersikap ramah di media sosial. Soalnya, media sosial bukan tempat kita buat curhat seorang diri. Kalau bisa komunikatif dan interaktif sama teman-teman lain, enggak ada salahnya, kan? He-he-he.

Supaya kita bisa menikmati setiap momen seru dalam hidup kita, enggak ada salahnya buat menunda update status atau sharing foto-foto liburan kita. Nikmati aja dulu momen yang lagi kita jalani, nah, kalau ada waktu lowong buat main-main socmed, baru deh kita unggah dan update. Hi-hi.

Jadi pengguna media sosial yang aktif bukan berarti harus update setiap saat. Tapi, kita bisa memilah dan mengontrol diri. Saat kapan kita harus update lokasi, saat kapan kita nulis status, dan sebagainya.

Media sosial menjadi media yang enggak cuma untuk status updates aja tapi juga menyebarkan informasi seperti berita dan lain-lain. Nah, di sini kita belajar untuk cek dan ricek sama hal-hal yang berbau berita dan artikel. Karena tipikal banyak orang itu scanning berita online, nah, sebelum menyebarluaskan lebih lanjut ke socmed atau ngasih komen atas berita itu, lebih baik kita cari tahu lebih jelas dan pasti.

Katakan tidak pada generasi menunduk alias generasi yang enggak bisa lepas dari gadget. Percaya enggak percaya, media sosial bisa jadi candu dan untuk mengatasinya cuma bisa dari kita sendiri. Lebih baik ketinggalan update tertentu di socmed, daripada enggak perhatian sama kehidupan nyata kita.

Sekali-sekali libur dari media sosial, yuk. Coba tahan diri kita untuk ngecek status teman atau update lokasi tertentu. Rasakan kangennya ngobrol sama teman-teman tanpa diganggu oleh notifications media sosial kita. Bagaimana pun kita tetap harus hidup dan beraktivitas di dunia nyata, kan? Hi-hi-hi.

Dan, yang terakhir, bersenang-senanglah dengan social media. Poin-poin di atas emang panduan sederhana dalam memakai media sosial, tapi sebenarnya enggak ada peraturan kaku tertentu soal bersosialisasi dengan media sosial. Jadi, tetap have fun dan jadi diri sendiri!

(nana, foto: noisylittlemonkey.com)