Dealing With Friendship Breakup

By Marti, Kamis, 30 Januari 2014 | 16:00 WIB
Dealing With Friendship Breakup (Marti)

Enggak hanya pacaran saja yang mengenal kata breakup. Dalam persahabatan, hal ini juga bisa terjadi. Bahkan, putus dengan sahabat jauh lebih menyakitkan dan lebih susah move on ketimbang sama pacar. Karena, selama ini kita berpikir kalau friendship is never end, jadi ketika ada sesuatu yang mengakibatkan persahabatan ini berakhir, kita enggak bisa menerimanya.

 

Friendship breakup bisa terjadi karena banyak hal. Kesalahpahaman yang membuat kita enggak lagi ngobrol sama teman. Kesibukan yang lama-lama bisa membuat kita saling menjauh. Pengalaman baru yang membuat kita enggak lagi merasa nyambung dengan teman lama. Ketidaksamaan pola pikir. Dan, masih banyak hal lainnya. Ketika hal ini terjadi, bawaannya pasti sedih. Tapi, jangan lama-lama berada dalam fase ini. Sama seperti pacaran, kita harus segera move on.

 

Nostalgia

Ketika sedang berada di fase sedih karena ingat sahabat, enggak ada salahnya kembali bernostalgia. Kita bisa melihat foto lama atau mengunjungi tempat yang dulu sering jadi lokasi hangout. Berakhirnya sebuah persahabatan akan menimbulkan rasa kehilangan, sehingga kita harus mengizinkan diri untuk merasakan kembali perasaan yang dulu pernah dirasakan, apapun itu, termasuk sedih, marah, terbuang, bahagia, dan lain-lain. Dan, jika kita merasa ingin menangis, enggak usah ditahan. Kita bisa mengeluarkan semua kesedihan akibat kehilangan teman melalui tangisan.

 

Writing Therapy

Setelah bernostalgia, kita belum merasa tenang. Masih ada perasaan mengganjal di dalam hati. Salah satu cara menyalurkannya adalah melalui writing therapy. Kita bisa menulis surat kepada teman berisi semua uneg-uneg yang dirasakan, sisi positif dan negatif selama bersahabat dengannya. Katakan dengan jujur perasaan kita, tentang kerinduan kita, bagaimana kita bernostalgia tentang masa-masa waktu masih bareng, dan perasaan kehilangan yang dirasakan. Tulis sepanjang yang kita inginkan dan baru berhenti jika sudah merasa lega. Teman enggak perlu tahu isi surat ini. biar tambah lega, ktia bisa menghanyutkan surat itu atau membakarnya, sehingga kita benar-benar merasa sudah melepaskannya.

 

Think Again

Sama seperti putus dengan pacar, keinginan untuk kembali menjalin persahabatan akan terus muncul. Bahkan sangat kuat. apalagi di saat kita belum menemukan teman baru. jika keinginan tersebut muncul atau tiba-tiba teman kembali menghubungi kita dan pengin balikan lagi sebagai sahabat, kita harus berpikir dulu sebelum menerimanya. Ingat lagi bagaimana perasaan kita saat persahabatan ini berakhir. Jika enggak yakin bisa menjalin persahabatan seperti dulu, enggak ada salahnya memminta waktu dulu untuk break. Sehingga kita bisa sama-sama berpikir dan ketika bersahabat kembali, enggak akan mengulang kesalahan yang sama lagi.

 

Jadikan Pelajaran

Ketika mencari teman baru, jadikan penyebab berakhirnya persahabatan yang lama sebagai pelajaran. Sehingga enggak perlu lagi dealing dengan sakit hati ketika persahabatan ini berakhir. Dan, yakinkan diri sendiri untuk enggak melakukan kesalahan yang sama.

 

(iif. Foto: nextavenue.org)