Cara Berargumen Dengan Sopan

By Marti, Kamis, 19 Desember 2013 | 16:00 WIB
Cara Berargumen Dengan Sopan (Marti)

Enggak selamanya kita bisa sependapat dengan orang lain, girls. Bahkan dengan teman sendiri. Seringkali, ketika diskusi bareng teman sekelompok atau ketika rapat ekskul, kita jadi ngotot mempertahankan pendirian kita.

Mempunyai pendapat sendiri memang dianjurkan. Ketika kerja kelompok, adu pendapat malah diperlukan banget. Tapi, jangan sampai ketika berargumen, kita terlihat egois atau malah merendahkan orang lain. Yuk ikuti tips adu argumen dengan sehat dan sopan tanpa membuat orang lain marah atau kesal.

Jika kita enggak setuju dengan ide teman, jangan asal enggak setuju aja, girls. Coba tawarkan beberapa solusi yang bisa diterapkan jika ide itu enggak disetujui. Jadi, teman pun lebih menghargai pendapat kita karena ada solusi ini.

Ketika enggak menyetujui sesuatu, pastikan kita punya banyak alasan yang masuk akal kenapa enggak menyetujui ide tersebut. Selain itu, hindari kalimat yang bernada menyalahkan atau menyudutkan seseorang, girls.

Ngotot mempertahankan pendapat kita, apalagi sampai bertengkar, enggak akan membuat kita bisa mendapatkan apa yang kita inginkan. Sebaliknya, cari tahu apa yang diinginkan oleh kelompok ini sehingga bisa mencari jalan tengah. Dengan mengajukan ide ini, teman-teman lain yang awalnya ngotot juga akan berhenti bersikap ngotot dan mau bekerjasama mencari jalan tengah.

Win win solution seringkali jadi jalan keluar paling menguntungkan bagi semua pihak. Ketika diskusi jadi semakin alot dan enggak berujung, keluarkan semua kemungkinan ide yang bisa memuaskan semua pihak. Ajak juga teman untuk brainstorming semua ide ini sehingga bisa diketahui jalan keluar yang pas. Untuk semua ide yang diajukan, bahas juga beberapa kemungkinan dampak yang ditimbulkan ketika keputusan itu diambil. Jadi, enggak akan ada, deh, yang saling menyalahkan jika nanti terjadi hal yang enggak diharapkan.

Ketika sudah diputuskan, meski bukan sepenuhnya pendapat kita, kita tetap harus menjalaninya dengan serius. Setidaknya, kita bisa bangga karena berhasil menyelesaikan masalah tanpa emosi, he-he-he.

(iif. foto: nytimes.com)