Kenapa Remaja Membuat Video Pornografi?

By Marti, Kamis, 31 Oktober 2013 | 16:00 WIB
Kenapa Remaja Membuat Video Porno? (Marti)

Girls, masih ingat kasus video pornografi yang melibatkan siswa SMPN 4 Jakarta? Mungkin sampai sekarang kita masih shock, kenapa, sih, di usia semuda ini sudah ada yang membuat video tersebut?

Sayangnya, ini bukan kasus pertama. Malah, data yang ditemukan oleh KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) yang melakukan survey terhadap 4500 remaja di 12 kota besar di Indonesia, 62,7% di antaranya pernah berhubungan seks. Mengerikan banget, ya. Tapi, sebenarnya apa, sih, penyebab remaja melakukan hubungan seks ini dan merekamnya? Ada beberapa alasan mengapa hal ini bisa terjadi.

Di usia ini, organ reporduksi mulai bekerja sehingga muncul dorongan seksual. Plus, munculnya rasa ingin tahu terhadap banyak hal, salah satunya hal berbau seksual. Apalagi minimnya sex education yang diterima membuat remaja terdorong untuk mencaritahu sendiri. Akibatnya, banyak di antara kita yang mencaritahu hal-hal berbau seksual ini dengan cara yang salah, seperti menonton video pornografi dan mencoba melakukannya. Sedihnya, banyak yang melakukan hal ini bareng teman-teman sehingga akhirnya muncul anggapan bahwa ini adalah hal yang lumrah.

Selain rasa ingin tahu, biasanya remaja juga merasakan dorongan yang tinggi untuk diakui. Apalagi di antara teman-teman. Peer pressure ini jugalah yang membuat kita menganggap sah-sah aja melakukan hubungan seksual lalu merekamnya. Toh, teman-teman yang lain juga melakukannya. Secara psikologis, kita memang cenderung meniru tindakan orang lain sebagai bentuk usaha menciptakan eksistensi diri di tengah lingkungan agar bisa diterima. Padahal, ada banyak hal positif lain yang bisa kita lakukan untuk menciptakan eksistensi diri ini, kan?

Menurut Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Sugiri Syarief, remaja belum mengerti banyak tentang seks dan proses reproduksi. Yang mereka tahu hanya sebatas hubungan seksual. Jadi, banyak remaja yang melakukan hubungan seksual dan merekamnya hanya untuk bersenang-senang tanpa memikirkan efek lebih lanjut.

Mungkin awalnya kita enggak bermaksud mengakses situs film dewasa, tetapi tanpa sengaja malah terdampar di sana karena suka muncul secara tiba-tiba. Rasa penasaran membuat kita tergoda untuk mengklik situs ini. Meskipun informasi yang diterima enggak berpengaruh secara langsung, tapi tetap saja bisa berpengaruh dalam mengubah tingkah laku jika diterima secara terus-terusan.