Sisi Positif &Negatif Jadi Fangirl

By , Selasa, 16 April 2013 | 16:00 WIB
Sisi Positif &Negatif Jadi Fangirl (cewekbanget)

Yang namanya ngefans ada sisi positif dan negatif. Sebelum terjebak jadi obsesi semu, yuk mulai perhatikan aksi kita.

 

 

Biasanya pas suka seleb tertentu, kita akan mencari orang lain untuk berbagi minat dan hobi. Misal, kita suka banget sama cerita Twilight, kita bakalan ikut fans club Twilight kan? Dengan ikutan fans club, kita bakal bertemu banyak orang baru.  Kenalan kita pun bertambah, enggak hanya teman sekolah atau teman les aja deh. And having new friends is always good for you.

 

Dibandingkan teman-teman, kita pasti jadi orang yang pertama tahu berita seputar seleb idola. Jadi pas teman-teman baru mulai membicarakan tentang berpisahnya Katy Perry sama Russel Brand, kita udah tahu duluan dong.

 

Kadang ada saatnya kita bete atau down, nah, dengan ngefans sama seseorang, kita jadi punya inspirasi untuk tetap semangat. Misal, pas putus sama pacar, kita jadi terinspirasi dengan sikap Taylor Swift yang tetap tegar menjalani hari-harinya pas dia baru putus sama Jake Gyllenhaal. Kalau dengan ngefans seseorang kita jadi orang yang lebih positif, ortu juga pasti ngedukung, deh.

 

Ketika kita bergabung dengan fans club, ada banyak kegiatan seru yang bisa kita lakukan, seperti belajar dance ala SuJu. Asyik banget kan? Kita jadi punya dunia baru yang enggak hanya terpaku dengan sekolah, rumah, atau les. 

 

 

Hampir tiap detik, kita membahas tentang seleb idola. Setiap barang yang berhubungan dengan seleb selalu kita cari ke mana pun. Seluruh waktu luang kita dihabiskan untuk mencari berita terbaru tentang idola. Waduh, kok hidup kita jadi hanya tentang seleb idola aja ya? Enggak heran deh,kalau kita pun jadi enggak tahu tentang masalah yang dialami oleh sahabat atau keluarga. Kalau kita terus bersikap seperti ini, teman-teman bisa pada menghindar karena bosan dengar kita terus ngomongin Super Junior. Duh, sayang banget. Biar bagaimanapun, kita tetap membutuhkan teman untuk curhat dan berbagi tawa di saat senang dan susah.

 

Kadang saking ngefans sama seleb, kita rela mengorbankan segalanya, termasuk urusan sekolah. Kita rela bolos, karena harus melihat penampilan SM*SH hari itu. Hmm, kalau nilai ujian jeblok dan orangtua jadi, apa Bisma SMASH bisa membantu kita? Hi hi hi. So, sebelum bertindak jauh, enggak ada salahnya memikirkan dulu efek buruk tindakan kita. Kalau kita ketinggalan pelajaran, apalagi sampai enggak naik kelas gara-gara keasyikkan memburu idola, kita juga kan yang rugi?

 

Ketika udah ngefans berlebihan, semua hal di luar logika jadi enggak dipikirkan. Misal, kalau seleb punya pacar, kita jadi ikut cemburu dan kesal dengan pacarnya sampai-sampai bikin klub haters. Ya ampun! Yuk, ingat, idola juga manusia biasa seperti kita. Dan mereka pun menginginkan hal-hal 'normal' sebagai manusia. Kalau dia happy, harusnya kita ikut happy, dong, iya, kan?

 

Saking ngefans, kita lebih rela diri kita sendiri yang tersakiti. Misal, kita rela membiarkan diri tergencet-gencet nonton konser hanya demi melihat idola tersenyum ke arah kita (errr... padahal belum tentu juga, lho, dia senyum ke arah kita, he he he). Yuk ah, belajar mencintai diri kita sendiri. Diri kita lebih penting daripada idola, pacar, atau siapa pun juga. Setuju, kan?  

 

Sesekali, mengikuti gaya Taylor Swift yang suka memakai bohemian dress boleh, kok... Atau mungkin gaya Demi Lovato dengan boots-nya? Enggak ada yang salah. Kalau memang cocok, kenapa enggak? Tapiii, kalau hampir tiap hari gaya berpakaian kita menjiplak Demi, ouch, jangan-jangan kita udah mulai kehilangan kepercayaan diri? It's big no no! Idola kita memang keren, tapi seperti dirinya yang berani jadi diri sendiri, kita pun harus berani dong jadi diri sendiri. Kenapa harus jadi followers kalau bisa jadi trend setter?

(anggi, foto: ibtimes)

Kode #kaWankuArticleHunt: