Kalau Ortu Bandingin Kita Terus

By , Jumat, 22 Maret 2013 | 16:00 WIB
Kalau Ortu Bandingin Kita Terus (cewekbanget)

Terus dibandingkan sama kakak atau adik memang bikin kesel. Eitss, tapi jangan dibawa emosi, apalagi sampai bikin down dan benci sama ortu atau saudara sendiri.

 

Terima kritikan dari ortu soal kekurangan kita. Jadikan sebagai kritik yang memotivasi supaya jadi lebih baik. Jangan terus ngeles apalagi sampai dibawa emosi. Yakinlah kalau setiap orang punya kelebihan dan keunikan masing-masing. Mungkin kelebihan kita berbeda dengan saudara kita, tapi bukan berarti kita lebih buruk dari dia. Misalnya, 'Aku memang enggak terlalu pintar soal pelajaran, tapi aku jago gambar atau olaharaga tertentu.' 'Aku memang enggak secantik kakakku, tapi aku lebih supel dan punya lebih banyak teman.' Selalu cari tahu kelebihan kita, terus kerja keras dan berpestasilah di sana. Ortu pun pasti akan bangga dan akhirnya memahami kelebihan kita.

 

Tanya dengan detail pada ortu di mana kekurangan kita dan bagian mana yang harus diubah. Kalau memungkinkan, minta ortu bantu dengan memberikan fasilitas pendukung. Misalnya kita pengin prestasi belajar meningkat, minta dimasukkan bimbingan belajar atau les. Tinggal bagaimana kita memanfaatkan peluang itu untuk meningkatkan kualitas diri kita.

 

Buka pikiran dan percayalah kalau alasan ortu membandingkan itu sebenarnya baik, yaitu supaya kita lebih termotivasi jadi lebih baik. Jangan sampai timbul perasaan negatif dengan adik atau kakak, ya, girls! Coba berpikir obyektif supaya kita bisa melihat kelebihan-kelebihan mereka dan kita bisa belajar dari mereka.

 

Kalau sudah usaha maksimal dan tetap enggak berhasil, lebih baik bicarakan baik-baik dengan serius. Jujur saja kalau kita enggak suka dibanding-bandingkan. Sebaiknya rencanakan dulu waktunya. Buat janji untuk kumpul dan ngobrol bareng sambil santai di rumah. Enaknya saat libur, di mana ortu lagi enggak lelah karena pekerjaan dan mood-nya lagi bagus jadi enak diajak bicara. Yang penting, saat bicara kontrol emosi kita. Ceritakan perlahan, kalau perlu sambil agak bercanda. Oh iya, kalau bicara dengan kedua orangtua terasa berat, coba dengan salah satu dari mereka dulu.

 

Kalau enggak berani bicara langsung atau ortu kita enggak gampang diajak ngobrol, coba cerita lewat surat. Ditulis langsung atau lewat email. Yang penting ceritakan dengan detail dengan bahasa yang sopan. Keunggulan cara ini dibanding ngobrol langsung adalah, kita enggak akan terpancing emosi dan yang pengin kita sampaikan bisa tersampaikan dengan utuh, karena enggak disela oleh argumen ortu.

 

Minta bantuan pada orang lain buat jadi jembatan antara kita dan ortu. Bisa sosok yang dihormati ortu, seperti kakek nenek atau paman dan tante kita. Bisa juga justru minta tolong kakak atau adik yang selalu jadi pembanding kita. Minta dia buat menjelaskan  pada ortu tentang perasaan dan kondisi kita sebenarnya.

(aisha, foto: ehow.com)