duh, aku korban cyberbully

By , Kamis, 16 Februari 2012 | 16:00 WIB
duh, aku korban cyberbully (cewekbanget)

Walaupun semua teman di sekolah mem-bully kita secara cyber, enggak berarti dunia kita berakhir, kok.

Salah satu masalah yang menyebabkan cyber bullying enggak tuntas adalah karena para korban lebih memilih untuk membungkam kekesalan mereka. Padahal, bukan berarti karena terjadi di dunia maya, efek dari bullying ini enggak akan berlanjut di dunia nyata. Makanya ceritakan masalah kita kepada sahabat terdekat. Ungkapkan kekesalan dan emosi yang kita rasakan. Dukungan dari sahabat pasti bikin beban di hati lebih berkurang.

Setelah puas menangis dan mengungkapkan kekesalan, coba evaluasi diri kita. Siapa tahu ternyata semua yang dituduhkan teman-teman di sosial media ada benarnya. Pahit memang! At least, dengan ejekan dan sindiran itu, kita jadi belajar untuk memerbaiki diri menjadi lebih baik dan lebih kuat. Tapi kalau ternyata semua ejekan itu hanya bualan semata, ya udah, jangan terlalu dipikirkan. Semakin kita membalas, para pem-bully itu justru semakin bahagia.

Daripada terpancing menanggapi dan malah bikin kehebohan di dunia maya, mending block aja sang pelaku. Hapus dari daftar followers atau friend list kita. Kita jadi enggak perlu tahu dan membaca semua komentar negatif tersebut.

Agar kasus cyber bullying jadi tuntas. Simpan pesan, teks, atau foto dari pelaku. Kita jadi punya barang bukti saat ingin melaporkan ke polisi. Fyi, menurut Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronika yang udah disahkan tanggal 25 Maret 2008, para pelaku cyber bullying bisa dijerat pasal 27 dalam bab perbuatan yang dilarang dengan sanksi pidana lebih dari lima tahun. Salah satu cara paling ampuh untuk menghentikan cyberbullying adalah melalui proses hukum.