Kita mungkin sering lihat teman-teman (atau jangan-jangan kita sendiri korbannya) terlibat adu mulut di sosial media. Tenang, dunia enggak berakhir kok dengan twit-war.
Eits, jangan keburu emosi langsung mention dan memaki teman tersebut di Twitter. Lebih baik, diamkan aja dulu. Silence is golden! Fyi, terkadang teman yang menyindir tersebut sengaja membuat kita jadi kesal. Semakin kita heboh membalas, dia justru makin senang.
Biar bagaimana pun, kita lah yang memegang kendali atas diri kita. Apapun yang kita rasakan dan pikirkan ditentukan oleh kita, bukan orang lain, terutama twit dari orang lain. Lagipula, perhatiin dulu deh, apakan sindiran tersebut memang untuk kita? Kalau memang dia enggak mention kita berarti bukan untuk kita dong.
Oke, bete boleh! Tapiii, jangan-jangan apa yang mereka katakan benar lagi. Ngg, kalau ternyata memang benar. Let's think positive! Jadikan sindiran itu sebagai masukan supaya kita bisa lebih oke lagi. Yes, that's hard! Setidaknya kita jadi tahu bahwa tiap orang punya persepsi berbeda terhadap tindakan kita. Kalau ternyata semua yang dia katakan hanya bualan semata. Duh, enggak usah dipikirkan deh! Apalagi dia sama sekali enggak berani ngomong langsung ke kita.
Okay, daripada masalah semakin meluas, segera hentikan status Twitter dan Facebook yang menyindir teman. Kalau kita memang bete dan enggak suka dengan sikap teman, beranikan untuk mengatakan langsung kepada dia. Lebih ampuh! Dia pun bakal lebih menghargai kita sebagai temannya.
Sebelum kita memutuskan untuk mem-publish twit dan status Facebook, pikirkan dulu bagaimana reaksi dari teman yang kita sindir. Lagipula, sebenarnya main Twitter dan Facebook untuk seru-seruan, bukan untuk mencari musuh. Iya kan?
Ketika acara sindir menyindir twit ini menimpa teman, enggak ada salahnya untuk memberitahu dia. Apalagi kalau dia memang enggak tahu. Asal jangan memanas-manasi untuk membalas twit iseng itu. It's time to prove we are best friend! Temani dan kuatkan dia bahwa semuanya pasti bakal berakhir.