Menurut Mbak Ratin Zulhaqqi, psikolog anak dan remaja, dorongan seksual terjadi karena remaja sedang mengalami penyesuaian diri menjadi dewasa, mulai dari penyesuaian bentuk fisik, emosi dan hormon.
Dorongan seksual adalah hal yang normal. Ini sangat erat hubungannya dengan kemampuan manusia untuk bereproduksi dan ada hormon yang ikut berperan didalamnya.
Saat remaja, dorongan seksual memang sulit ditahan. Apalagi kalau kita sejak kecil terpapar oleh isu seksual. Misalnya dari kecil sengaja atau enggak sengaja, sudah melihat gambar-gambar seksi yang ada di komputer atau televisi.
“Dalam otak manusia ada frontal lobel yang mengatur emosi manusia. Ketika masih anak-anak dan remaja frontal lobe ini belum optimal, sehingga ketika ada informasi masuk belum ditangkap secara maksimal juga,” jelas Mbak Ratih.
Akibatnya ketika kita terpapar dengan isu seksual (lewat gambar, hal-hal disekitar) meninggalkan efek residu seksual di otak yang sulit dihilangkan.
Dan ini membuat dorongan seksual semakin sulit ditahan. Efeknya, remaja akan terus merasa haus dengan hal-hal yang berbau seks.
(Baca juga: kenapa cowok suka mikirin seks? Yuk bongkar isi kepala cowok)
Penting banget bagi remaja untuk menyadari adanya dorongan seksual itu. Sehingga kita bisa tahu bagaimana menyiasati dan enggak salah langkah.
Karena kalau dibiarkan maka kita enggak menolak saat kita cowok melakukan lebih dari sekadar pegangan tangan dan ciuman.
Misalnya, memegang payudara, memasukan tangannya ke celana dalam cewek dan hal-hal seksual lain. Atau ketika kita sendirian di dalam kamar, kita jadi melakukan masturbasi dengan cara menyentuh alat vital.
Dan enggak ada perbedaan antara cewek dan cowok dalam hubungan dorongan seksual, termasuk ketika ada keinginan melakukan masturbasi. Bedanya cowok memang lebih mudah terstimulasi secara seksual.
“Dan cowok juga memang lebih terbuka dalam membicarakan soal masturbasi diantara teman-temannya dibandingkan cewek. Cewek mungkin aja mengalami dorongan seksual yang sama seperti cowok, terutama kalau lagi dekat lawan jenis,” jelas mbak Ratih lagi.