Mengapa kita suka memencet jerawat sendiri? Padahal, ada cukup banyak peringatan seperti kisah horor jerawat yang berbekas atau membuat kulit semakin bermasalah dengan introduksi kuman dari jari. Para peneliti ini menjelaskan 3 alasan kenapa kita suka memencet jerawat walaupun sudah dilarang.
Dematologis dan psikiater Amy Weschler menjelaskan bahwa manusia memiliki tendensi untuk selalu berusaha memecahkan masalah mereka sendiri. Dengan melihat zat yang menjijikan keluar dari kulit, kita merasa telah melakukan sesuatu yang produktif.
“Pada saat tersebut (melihat jerawat), kebanyakan orang merasa bahwa mereka harus melakukan sesuatu. Orang-orang yang suka memencet jerawat merasa bahwa mereka membuat kulit menjadi lebih baik – mereka berpikir bahwa mereka menolong,” ujarnya.
Ternyata, letak jerawat di wajah kita punya penyebab yang berbeda-beda, lho. Baca di sini, deh.
Heather Berlin, seorang peneliti otak atau neuroscientist di Icahn School of Medicine, rumah sakit Mount Sinai, New York, menyetujui penjelasan ini dan menambahkan bahwa meng-ekstrak jerawat melepaskan dopamine yang membuat otak kita merasa bahagia.
Berlin berkata, “ada putaran antara kekhawatiran dan nafsu sebelum memencet jerawat yang diikuti dengan rasa lega sesudahnya.” Sebuah kombinasi yang sulit dilawan.
Klik di sini untuk mencari tahu apa sih perbedaan jerawat yang cewek Indonesia alami dengan cewek di negara lain.
Namun, untuk beberapa orang, memencet jerawat menjadi kebiasaan serius yang tidak bisa dikontrol. Bila Anda adalah salah satunya, Anda harus lebih khawatir.
Menurut Berlin, “ada spektrum perilaku yang lebar, mulai dari dorongan yang normal untuk mengutak-atik jerawat hingga kelainan seperti acne excoriee dan excoriation disorder.” Keduanya adalah kondisi klinis dimana sesorang secara impulsif mengutik kulitnya, terkadang hingga luka.