Arti Karakter Kita Berdasarkan Urutan Kelahiran

By Muti Siahaan, Rabu, 16 Mei 2018 | 09:54 WIB
(tumblr) (Muti Siahaan)

Kita pastinya enggak bisa meminta mau lahir jadi anak keberapa. Bisa jadi anak pertama, tengah, paling akhirnya atau cuma anak tunggal. Pasti kita  juga sering dengar kalau karakter anak pertama itu ambisius, semantara anak paling kecil itu manja. Benar enggak sih?

Sedikit banyak memang urutan kelahiran mempengaruhi sifat dan karakter kita lho. Seorang psikolog terkenal, Alfred Adler yang pertama kali memulai teori soal urutan kelahiran.  Ini penjelasan soal arti karakter kita berdasarkan urutan kelahiran.

Anak pertama

Menurut Adler, anak pertama itu cenderung konservatif, senang mencari kekuasaan dan punya jiwa pemimpi.  Ini terjadi karena anak pertama itu sering merasa bertanggung jawab pada adik-adiknya. Anak pertama pun lebih peduli, sering mengambil inisiatf  dan lebih siap jadi orang tua.

Anak tengah

Anak tengah atau anak kedua kadang sering mengalami kesulitan untuk melewati kelebihan anak pertama. Mereka punya kakak yang sering dijadikan patokan dalam banyak hal. Anak tengah cenderung lebih ambisius tapi jarang egosi.

Mereka juga sering membuat target yang enggak masuk akal, karena ada keinginan untuk melebihi kakaknya. Karena itu mereka juga jadi sering gagal tapi ini juga yang membuat mereka lebih kuat dalam menghadapi kesulitan dalam hidup.

Anak bungsu

Anak paling kecil mendapat banyak perhatian dari orang tua dan kakak-kakaknya. Karena itu mereka sering kurang mandiri dan kurang berpengalaman. Di sisi lain, anak paling kecil punya motivasi yang besar karena mereka sangat ingin mengalahkan kakak-kakaknya.

Mereka sering mendapatkan kesuksesan besar dan mendapatkan pengakuan di bidang yang ditekuninya. Anak paling kecil juga cenderung lebih bisa bersosialisasi walau mereka cenderung sembrono dan kurang bertanggung jawab.

Anak tunggal

Tanpa ada saudara untuk bersaing, anak tunggal sering dibandingkan dengan orang tuannya. Karena sering dimanja oleh orang tuannya, anak tunggal mengharapkan dimanja oleh orang lain.  Mereka cenderung memikirkan diri sendiri dan tergantung pada orang lain.