Situs Untuk Perempuan Muda - CewekBanget.ID

Alasan Kenapa Majalah Kawanku Harus Berubah Jadi Cewekbanget.id

Rabu, 28 Desember 2016 | 08:21
Grid Networks Berikut alasanya, girls.
Astri Soeparyono

Berikut alasanya, girls.

“Never doubt that a small group of thoughtful, committed, citizens can change the world. Indeed, it is the only thing that ever has,” Margaret Mead.

Perubahan itu menakutkan. Makanya ketika masuk ke sekolah baru, lingkungan baru, kantor baru, awalnya terasa menakutkan. Atau ketika pertama kali menstruasi, pertama kali jatuh cinta, dan pertama kali harus patah hati. Karena asing, karena baru, karena kita enggak punya rekaman pengetahuan tentangnya dan enggak tahu bagaimana hasil akhirnya nanti. Dan wajar merasa takut di ambang perubahan. Persoalannya adalah, apa yang kemudian akan kita lakukan?

Saya masih ingat ketika pertama kali media cetak di perusahaan tempat saya bekerja tutup, majalah Prevention. Redaksi majalah kesehatan lisensi dari Amerika ini, letaknya bersebelahan dengan redaksi kaWanku. Dulu kantor kami masih di Graha Mandiri, Imam Bonjol, Jakarta Pusat. Pagi pertama setelah majalah ini tutup, rasanya bagaikan hidup dalam montage film durasi 10 menit dengan soundtrack Lovely Day, Bill Withers. Di kepala saya seperti berputar potongan rekaman wajah para redaksi, tawa mereka yang kadang memecah hari, dan senyum sapaan mereka. Ada bagian kecil di hati saya yang terasa seperti dicubit. Pedih.

Dalam hitungan tahun, beberapa majalah lainnya pun menyusul, walau enggak semua secara bersamaan. Majalah Sekar, Instyle, Martha Stewart Living, More, dan akhirnya Chic. Yang di hati awalnya terasa seperti cubitan, lama-lama jadi seperti retak. Tapi kemudian saya (dan saya rasa redaksi kaWanku lainnya) belajar untuk move on, kami mulai kebal. Kami mulai belajar menerima setiap kejadian dan keadaan dengan enggak baper, dengan muka datar, tanpa drama, langsung memutar otak, “okay, what to do next?”

Jokes internal kami di redaksi kaWanku yang kebanyakan masih berusia 30-an ke bawah ini adalah, we are the last survivor. Dari Lifestyle Division milik Kompas Gramedia Group of Magazine yang berkantor di pusat kota, kami lah yang akhirnya tersisa. Dan kami pun sudah pulang ke Kampung Panjang (begitu sebutan untuk lokasi kantor sekarang) di Jakarta Barat. Perjalanan panjang kami ke barat pun enggak mudah.

PR baru kami adalah menggenjot traffic di kawankumagz.com. Yang sebelumnya masih diperlakukan sebagai secondary dari produk utamanya, majalah. Tapi, seperti kegamangan media cetak lainnya, majalah tetap enggak bisa ditinggalkan, masih ada pembacanya, masih ada pengiklannya. Beberapa tahun belakangan ini pun kami mencoba berbagai cara dan upaya untuk memaksimalkan keduanya. Hingga akhirnya di November 2016 jumlah pengunjung kawankumagz.com mencapai 2,5 juta dengan 7 juta artikel yang dibaca dalam satu bulannya.

Halaman Selanjutnya

Tag

Editor : Astri Soeparyono

Baca Lainnya